BEBASBARU.ID, KRIMINAL – Tak di sangka, otak penculikan dan pembunuhan Kacab BRI Muhammad Ilham Pradipta bukan orang sembarangan, dia ternyata orang terkenal.
Bahkan sosok publiknya yang dikenal sebagai motivator dan pengusaha sukses, Dwi Hartono alias DH kini terseret dalam pusaran kasus besar.
Ia ditetapkan sebagai salah satu aktor intelektual dalam peristiwa penculikan dan pembunuhan tragis yang menimpa Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang Pembantu sebuah bank milik negara.
Dikutip BEBASBARU.ID dari Tribunnews.com, Senin (25/08/2025), DH aktif menunjukkan kehidupan glamor dan profesional di media sosialnya.
Dalam berbagai unggahan, ia tampak menghadiri seminar sebagai pembicara, tampil percaya diri sebagai pendiri bimbingan belajar Guruku.com.
Ia dikenal kerap berbicara soal pengembangan diri dan bisnis, membangun citra sebagai motivator yang dekat dengan dunia pendidikan dan kewirausahaan.
Tak hanya itu, DH juga dikenal sebagai sosok yang terhubung dengan berbagai kalangan.
Ia sering memamerkan momen bersama tokoh penting, dari pejabat pemerintah hingga petinggi militer.
Salah satunya adalah foto saat buka puasa bersama dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, pada Maret 2025.
Di unggahan lainnya, DH pernah berfoto bersama Budiman Sudjatmiko yang saat ini memegang jabatan strategis di bidang pemberantasan kemiskinan.
DH juga sempat membagikan potretnya berdampingan dengan pejabat tinggi TNI. DH juga tak sungkan membagikan kehidupan pribadinya bersama sang istri, Andreana.
Keduanya tampak sering bepergian ke luar negeri dan menikmati waktu bersama. Meskipun akun media sosial Andreana kini disetel privat, ia dikenal sebagai pebisnis produk fashion dan aksesoris perempuan.
Dalam akun bisnisnya, Andreana cukup aktif mempromosikan produknya melalui video-video penjualan. Hal ini menambah kesan bahwa keluarga ini hidup dalam kenyamanan finansial dan keterlibatan aktif di sektor usaha.
Status DH berubah drastis sejak polisi menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta.
Ia ditangkap bersama dua rekannya, YJ dan AA, di daerah Solo, Jawa Tengah pada Sabtu, 23 Agustus 2025 sekitar pukul 20.15 WIB. Ketiganya diamankan dari dalam sebuah mobil yang tengah melaju.
Keesokan harinya, satu orang tersangka lainnya berinisial C juga berhasil ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, pada Minggu, 24 Agustus 2025 sekitar pukul 15.30 WIB.
Kepolisian menyebut keempat orang ini sebagai pelaku intelektual, yakni pihak yang diduga merancang dan mengatur jalannya aksi penculikan serta pembunuhan terhadap Ilham.
Menurut keterangan resmi pihak kepolisian, “Benar (sudah ditangkap empat orang),” ungkap AKBP Abdul Rahim, perwakilan dari Subdit Jatanras.
Saat ini, keempat tersangka masih diperiksa secara intensif guna menggali lebih dalam soal peran masing-masing, motif di balik aksi, dan kemungkinan keterlibatan pihak lain.
Kronologi Kasus
Ilham Pradipta, seorang kepala cabang pembantu bank BUMN, hilang usai menghadiri rapat di sebuah supermarket di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa Ilham diculik saat hendak masuk ke mobilnya di area parkir.
Ia sempat terlihat di kamera CCTV berjalan sambil menutupi kepala dari hujan sebelum dua orang mendekatinya dan menyergap.
“Korban (diculik) habis meeting kantor, sama teman-teman kantornya juga,” ujar AKP Charles Bagaisar dari Subdit Resmob Polda Metro Jaya.
Sehari kemudian, pada Kamis pagi, jasad Ilham ditemukan di kawasan persawahan di Kabupaten Bekasi.
Tubuhnya dalam kondisi mengenaskan, dengan tangan dan kaki terikat serta mata ditutup lakban.
Warga yang menemukan jasad tersebut segera melapor kepada aparat.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa korban meninggal akibat kekerasan benda tumpul yang menghantam bagian dada dan leher, menyebabkan korban kesulitan bernapas hingga akhirnya tewas.
Total 8 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka
Sebelumnya, polisi sudah lebih dulu menangkap empat pelaku lain yang berperan sebagai eksekutor lapangan.
Dengan tertangkapnya DH dan tiga aktor intelektual lainnya, total kini sudah ada delapan orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Penyelidikan masih terus berlanjut. Polisi saat ini mendalami lebih dalam motif ekonomi maupun kemungkinan adanya latar belakang konflik pribadi antara para tersangka dan korban.***