BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Seorang laki-laki tua yang berkepala botak. “Aku tidak tahu. Dia mungkin tahu.” Laki-laki berkepala botak itu menggerakkan tongkatnya, jalan terpincang menghampiri Han Ki, lalu mainkan silat nya.
Tiba-tiba tongkatnya membuat beberapa gerakan berputar dan tongkat lenyap berubah menjadi gulungan sinar yang mengurung tubuh Han Ki.
Pemuda ini terkejut bukan main, bukan karena penyerangan yang tak disangka-sangka itu, melainkan karena mengenal bahwa gerakan tongkat ini.
Sebenarnya adalah gerakan ilmu pedang yang amat dikenalnya, yaitu ilmu Pedang Thian-te It-kiam yang juga merupakan ilmu pedang yang pernah ia pelajari dari Bu Kek Siansu! Cepat ia mengelak dan berseru.
“Apakah kalian murid Bu Kek Siansu? Aku adalah muridnya!”
Akan tetapi kakek bertongkat tidak menjawab, juga diantara dua puluh orang lebih itu tidak ada yang menjawab, seolah-olah nama Bu Kek Siansu belum pernah mereka mendengarnya.
Dan kini ujung tongkat kakek itu meluncur dengan kecepatan kilat menotok ke arah jalan darah di pundak Han Ki!
Han Ki cepat mengelak dan tahulah ia bahwa kakek ini benar-benar telah menguasai Thian-te It-kiam dengan sempurna dan bahwa kakek itu.
Hanya ingin mengujinya karena gerakan aseli dari jurus itu adalah menusuk tenggorokan yang berarti merupakan serangan maut.
Akan tetapi oleh kakek itu diubah menjadi gerakan yang hanya menotok pundak. Timbul kegembiraannya dan ia cepat mencabut pedangnya.
“Srattt!” Tampak sinar berkilau ketika pedang pemuda itu tercabut dan ia lalu memutar pedangnya sambil berseru. “Baiklah, orang tua yang gagah. Mari kita menguji ilmu Pedang Thian-te It-kiam!”
Ia lalu main kan jurus Thian-te It-kiam yang amat lihai. Kakek itu berseru girang, juga semua orang yang berada di situ berseru.
Kaget karena segera mengenal gerakan pedang pemuda itu, kakek itu nampak makin bersemangat dan terjadilah adu ilmu pedang yang lebih menyerupai latihan karena selalu keduanya, mainkan jurus-jurus yang sama.
Juga keduanya jelas tidak ingin saling bunuh! Han Ki menjadi makin kagum ketika mendapat kenyataan bahwa kakek itu benar-benar telah menguasai ilmu pedang itu bahkan tidak kalah baiknya oleh dia sendiri.
Juga sin-kang kakek itu amat hebat! Dia pun mengerti bahwa orang-orang yang mengaku penghuni Pulau Nelayan dan kelihatannya liar dan biadab ini, ternyata bukanlah orang-orang kejam dan tidak mempunyai niat membunuhnya.
Seratus jurus silat lebih mereka bertanding. Akhirnya kakek itu meloncat mundur dan berseru “Pemuda ini adalah keluarga sendiri!”
Diam-diam Han Ki menjadi terharu dan ia maklum bahwa sekumpulan keluarga aneh ini telah memiliki tingkat ilmu kepandaian yang hebat, yang kalau diberi kesempatan di dunia ramai.
Mereka akan menjadi jago-jago kang-ouw yang sukar ditandingi. Maka ia cepat menyimpan pedangnya, kembali dan menjura.
“Locianpwe, maafkan kekurangajaranku. Seperti telah kukatakan tadi, aku adalah murid Bu Kek Siansu, demikian pula kedua orang sumoiku itu.
Locianpwe yang memiliki Ilmu Pedang Thian-te It-kiat dan saudara nelayan yang memiliki pukulan Pek-lek-jiu tadi tentu mempunyai hubungan dengan Bu Kek Siansu guruku.”
“Kami tidak mengenal Bu Kek Siansu, kata kakek itu dan Han Ki makin …BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader