BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Tubuh anak itu terlempar membentur dinding. Kepalanya terbanting pada dinding, napasnya sesak dan anak itu roboh tak sadarkan diri.
Mukanya membengkak dan matang biru sehingga matanya tidak tampak, mulutnya mengeluarkan darah, demikian pula hidungnya.
“Han Han….!”
Namun jerit Nyonya Sie ini lenyap dalam suara gaduh di seluruh rumah itu, di mana para serdadu Mancu mulai merampoki barang-barang berharga.
Dan lapat-lapat terdengar jerit tertahan Sie Leng diselingi suara ketawa yang parau dari perwira brewok dan suara kekeh menjijikkan dari perwira muka kuning.
Malam yang amat mengerikan. Malam terkutuk bagi keluarga Sie. Malam jahanam di mana terjadi perbuatan-perbuatan terkutuk yang sudah terlampau sering terjadi di dalam jaman perang.
Pembunuh-pembunuhan, perkosaan, perampokan!
Perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan manusia-manusia beradab. Malam penuh noda, darah membanjir dan iblis tertawa gembira karena malam-malam jahanam seperti itu adalah malam-malam kemenangan baginya.
Han Han tersadar di tengah-tengah suara hiruk-pikuk. Ia segera teringat dan cepat bangkit. Akan tetapi ia mengeluh, kepalanya nyeri bukan main, berdenyut-denyut keras, kiut-miut rasanya seperti akan pecah, dadanya pun nyeri dan napasnya sesak.
Ia tentu akan roboh kembali kalau saja tidak melihat ibunya. Ibunya menggeletak di lantai tidak berpakaian lagi.
Tubuhnya yang berkulit putih itu berlepotan darah dan darah tergenang di bawahnya, mengalir ke bagian yang rendah dari lantai kamar itu.
Leher ibunya terluka besar sekali, hampir putus sehingga kepala itu letaknya terlalu miring sehingga aneh.
“Ibu….!”
Han Han belum sadar betul akan keadaan ibunya, terhuyung-huyung menghampiri dan hendak mengangkat tubuh ibunya.
Akan tetapi matanya terbelalak memandang leher yang hampir putus, mata yang terbuka, mata yang tidak bersinar lagi.
“Ohhh…. ohhh…. Ibuuuuu….!” Han Han menjerit dan tergelimpang roboh di dekat mayat ibunya, pingsan kembali.
Rumah gedung Keluarga Sie yang telah dirampok habis-habisan itu kini dimakan api. Ini adalah siasat para perwira tadi yang lebih baik membuat rumah itu menjadi lautan api untuk menutupi perbuatan-perbuatan biadab mereka.
Kalau rumah sudah hancur menjadi abu, siapa bisa membuktikan bahwa rumah itu habis dirampok? Kalau mayat itu sudah menjadu abu, siapa dapat mengatakan bahwa mereka itu diperkosa atau dibunuh?
Tidak ada seorang pun tetangga yang berani muncul. Mereka sendiri masih merasa untung terlewat oleh bencana yang ditimbulkan oleh serdadu-serdadu Mancu itu.
Dalam keadaan seperti itu seperti yang terjadi pada setiap negara yang dilanda perang…….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader