BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Namun Han Han sendiri tidak sadar akan hal ini. Karenanya ia tidak dapat menguasai kekuatan mujijat ini dan kekuatan ini hanya timbul kalau ia sedang marah.
Seperti yang tadi timbul dan tanpa ia sadari sendiri telah membuat Sin Lian menari-nari seperti monyet dan Lauw-pangcu tertidur pulas di luar kehendaknya!
Lauw-pangcu menghela napas panjang. Sebagai seorang yang sudah berpengalaman luas, ia telah dapat mengenal sifat-sifat Han Han.
Ia tahu bahwa kalau ia mendesak terus, hasilnya malah merugikan karena anak ini tentu akan kehilangan gairah belajar ilmu silat.
Pada saat itu, Sin Lian berlari-lari keluar dari kamarnya dan berkata.
“Ayah…. Ayah…. aku mimpi aneh….”
Lauw-pangcu memandang puterinya lalu mengerling kepada Han Han yang menundukkan muka. “Mimpi apa?”
“Aku mimpi menjadi monyet dan menari-nari…. eh, sute masih di sini. Bagaimana, Ayah, apakah dia masih berkepala batu tidak mau menceritakan riwayatnya?”
Lauw-pangcu kembali melirik kepada Han Han mendengar ucapan puterinya itu, dan Han Han masih menunduk, hanya mukanya menjadi merah karena anak ini pun terkejut dan heran di dalam hatinya.
Tadi dia telah memaki di dalam hatinya, memaki Sin Lian seperti monyet menari-nari dan gadis cilik ini pun lalu menari-nari tanpa sadar. Kemudian sekarang bocah ini mengatakan mimpi menjadi monyet dan menari.
Apa yang telah terjadi? Dia sendiri tidak mengerti dan bingung. Akan tetapi hatinya lega ketika mendengar gurunya berkata.
“Sutemu sama sekali tidak kepala batu, Lian-ji. Jangan kau kurang ajar dan terlalu mendesaknya. Han Han adalah seorang keturunan keluarga Sie, dan karena dia sudah tiada ayah bunda lagi, memang tidak ada sesuatu yang perlu diceritakan.”
“Aihhhhh…., dia ini jaka lola (yatim piatu)….?” Suara Sin Lian mengandung penuh iba sehingga lunturlah semua kebencian di hati Han Han.
Apalagi ketika ia memandang kepada “suci-nya” itu dan melihat pandang mata Sin Lian terhadapnya begitu lembut dan penuh kasihan, ia lalu tersenyum kepada Sin Lian.
Dara cilik itu membalas senyumnya dan mulai detik itu terjalinlah rasa persahabatan antara mereka.
Mulailah Lauw-pangcu mengajarkan dasar-dasar ilmu silat kepada Han Han. Hatinya girang bukan main karena dugaannya sama sekali tidak meleset.
Bocah ini memiliki ingatan yang amat luar biasa, seperti kertas putih bersih saja, sekali ditulis tidak akan luntur lagi. Mudah saja bocah ini menerima pelajaran kouw-koat (teori silat) dan mendengar terus mengerti dan ingat.
Sebentar saja ia sudah dapat menghafal semua nama dan kedudukan bhesi (kuda-kuda). Juga ketika melatih kuda-kuda, sebentar saja ia sudah dapat menguasainya sungguhpun kuda-kudanya itu tentu saja hanya merupakan kulit yang belum ada isinya.
Ketika Sin Lian disuruh mengujinya, sekali serampang dengan kaki, kuda-kuda yang dilakukan Han Han itu rontok dan ia pun terguling!
Maka Lauw-pangcu makin yakin bahwa anak ini memang belum pernah belajar silat.
Mulai hari itu, Han Han disuruh berlatih memasang kuda-kuda dengan tekun dan Sin Lian yang menjadi sucinya selalu menemaninya dan mengawasinya dengan rajin pula. Dalam keadaan apapun juga……BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader
			
                                

