BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Biarlah aku akan membantumu mencari Bi Kiok, akan tetapi yang terpenting sekarang, luka-lukamu amat parah darr berbahaya, harus dirawat dan diobati lebih dulu.”
“Jangan pedulikan aku, pergilah kau dan bantu aku mencari Bi Kiok. Im-yang Seng-cu, kalau kau bisa menemukan dan mengembalikan Bi Kiok kepadaku, selama hidupku aku takkan melupakan kebaikan budimu.”
“Tidak ada budi antara sahabat. Aku akan membantumu, akan tetapi lebih dulu harus dipikirkan keadaanmu. Kalau tidak mendapat rawatan yang baik, luka-luka ini bisa menyeret nyawamu.
Apa artinya aku berhasil menemukan Bi Kiok kalau engkau mati karena luka-luka ini?”
Tiba-tiba Suma Hoat memegang tangan sahabatnya. “Aku harus bertemu dengan ayahku. Aku telah berdosa besar kepadanya.
Aku seorang anak yang tidak berbakti. Bawalah aku kepada Ayah, engkau tahu bukan di mana dia? Aku mendengar dia kini berada di Tai-hang-san….”
Im-yang Seng-cu mengangguk. “Baiklah, aku pun pernah mendengar bahwa ayahmu itu kini menjadi pertapa di puncak In-kok-san, di Pegunungan Tai-hang-san.”
Im-yang Seng-cu lalu memondong tubuh sahabatnya dan dibawalah Suma Hoat menuju ke Tai-hang-san.
Sebetulnya, apakah yang terjadi dengan diri Kwa Bi Kiok dan ayah bundanya? Tepat seperti yang diperkirakan Im-yang Seng-cu, tidak ada sesuatu menimpa diri wanita muda ini.
Karena mereka itu memang tidak memenuhi permintaan Suma Hoat dan tidak melarikan diri ke kota Han-tiong. Ketika mendapat kenyataan bahwa puterinya menjadi kekasih Jai-hwa-sian, Kwa Liok menjadi terkejut, menyesal dan penasaran sekali.
Jai-hwa-sian adalah seorang penjahat yang sudah terkenal keganasannya, tukang perkosa dan tukang bunuh wanita. Mungkin sekarang, sebelum bosan, anaknya dicinta, akan tetapi siapa tahu kalau penjahat itu sudah bosan?
Tentu anaknya akan dibunuh, dan bersama isterinya tentu tidak akan terluput dari kebinasaan!
Di samping ngeri akan kemungkinan menjadi korban kekejaman Jai-hwa-sian ini, juga andaikata dia membiarkan anaknya menjadi isteri Jai-hwa-sian.
Tentu selamanya anaknya akan menjadi korban pula kalau Jai-hwa-sian akhirnya terbunuh oleh orang-orang gagah dan pemerintah yang sudah lama mencari-cari penjahat itu.
Karena pikiran inilah, biarpun Bi Kiok mengeluh dan menangis minta diantar ke Han-tiong, Kwa Liok tetap memaksa anak dan isterinya untuk melarikan diri ke lain jurusan, yaitu jauh ke selatan, menuju ke kota Nan-king!
Rombongan ini tidak kepalang-tanggung dalam usaha mereka menjauhkan diri karena mereka lari jauh sekali, sampai memakan waktu berbulan-bulan dan Kwa Liok yang cerdik telah mengganti nama dan nama keturunan mereka untuk menghilangkan jejaknya.
Akhirnya, Kwa Liok bertempat tinggal di kota kecil Kam-chi dekat Nan-king. Kepada para tetangga barunya dia mengatakan bahwa puterinya adalah seorang janda, ditinggal mati suaminya yang bernama Sie Hoat.
Setelah Bi Kiok melahirkan seorang anak laki-laki, Kwa Liok memberinya nama Sie Bun An dan semenjak kecil Sie Bun An ini dijauhkan dari segala yang berbau silat!
Sie Bun An tumbuh besar dalam didikan bun (sastra) dan sama sekali buta silat! Demikianlah, Bi Kiok lenyap dari kehidupan Suma Hoat dan tak mungkin dapat dicari lagi…….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader