BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – berani melakukan pengejaran terus, melainkan kembali ke tempat tadi untuk mengurus dan merawat teman-teman yang terluka dan tewas.
Luka-luka yang diderita oleh Suma Hoat amat parah. Dia lelah sekali dan tiga luka di tubuhnya amat nyeri, juga terlalu banyak mengeluarkan darah.
Ini semua masih tidak sehebat derita yang terasa di hatinya yaitu akan kenyataan bahwa kekasihnya, Kwa Bi Kiok, calon ibu anaknya, telah lenyap!
Penderitaan lahir batin ini membuat Suma Hoat tergelimpang di dalam hutan dalam keadaan pingsan!
Ketika Jai-hwa-sian siuman kembali dan membuka matanya, ternyata Im-yang Seng-cu telah berlutut di dekatnya dan luka-luka di tubuhnya telah diobati oleh sahabat itu.
“Luka-lukamu hebat sekali, engkau perlu beristirahat. Terlalu banyak engkau kehilangan darah,” Im-yang Seng-cu berkata.
“Musuh-musuhku…. terlalu lihai…. terutama hwesio Siauw-lim dan tosu Hoa-san itu….”
Im-yang Seng-cu mengangguk dan menarik napas panjang.
“Sayang sekali engkau tak pernah menghentikan kesenangan yang sesat sehingga engkau dimusuhi orang-orang gagah di dunia kang-ouw. Tentu saja mereka itu lihai karena hwesio itu adalah tokoh Siauw-lim-pai calon ketua, namanya Ceng San Hwesio.
Adapun tosu tua itu adalah paman guruku, Thian Cu Cinjin, juga calon ketua Hoa-san-pai!”
Suma Hoat terkejut. “Aahhh…. pantas kalau begitu…. aku tidak penasaran terluka parah…. akan tetapi, tidak mengapalah, yang memusingkan aku adalah lenyapnya Bi Kiok….”
Ia berhenti sebentar dan menerima air yang diminumkan oleh Im-yang Seng-cu. “Tentu dia celaka di tangan mereka yang memusuhiku.”
“Tidak, Jai-hwa-sian. Aku pun sudah membantumu melakukan penyelidikan. Tidak ada tokoh kang-ouw yang mengganggu kekasihmu dan ayah bundanya. Aku percaya kalau mereka itu sengaja melarikan diri darimu, entah bersembunyi di mana.”
“Tidak mungkin! Bi Kiok mencintaku! Tidak mungkin dia lari dariku!” Suma Hoat berkata penuh semangat dan kepercayaan.
“Gadis itu mungkin mencintamu dan tidak akan meninggalkan, akan tetapi orang tuanya? Orang tua manakah yang akan senang mempunyai mantu Jai-hwa-sian yang lebih terkenal jahat dan keji?
Tentu mereka tidak rela puterinya menjadi isteri Jai-hwa-sian dan telah melarikan dan menyembunyikannya.”
“Kalau begitu, akan kubunuh mereka, dan kurampas Bi Kiok!”
Im-yang Seng-cu menghela napas panjang.
“Itulah yang menyedihkan hatiku, sahabatku. Engkau seorang yang gagah perkasa, akan tetapi dalam hal satu ini, engkau seorang yang amat lemah dan kelemahanmu membuat engkau mudah saja berubah menjadi seorang iblis yang amat kejam!”
“Ahhhh…. akan tetapi dia adalah wanita yang kucinta, dan dia sudah mengandung…. anakku….” Suma Hoat terengah-engah dan memejamkan kedua matanya, merintih penuh kedukaan dan penasaran.
Melihat ini, Im-yang Seng-cu merasa kasihan. Agaknya sahabatnya ini mulai memetik buah-buah dari perbuatannya sendiri, buah-buah yang pahit getir……..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader