BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Berjuang menghadapi gerombolan-gerombolan penjahat yang kuat, dan di antara kedua orang ini terdapat kecocokan watak.
Namun, semua nasihat Im-yang Seng-cu tidak dapat mengubah watak buruk, yaitu kesukaannya memetik bunga dengan paksa (memperkosa wanita)!
Kesukaan buruk inilah yang lagi-lagi memisahkan mereka dan membuat hati Im-yang Seng-cu kecewa dan menyesal sekali.
Pada suatu pagi, di dalam sebuah hutan di luar kota Lok-yang, di sebelah utara dekat Sungai Huang-ho, terdengar jerit mengerikan seorang wanita di antara suara beradunya senjata tajam dan teriakan-teriakan kesakitan.
Kiranya, sebuah rombongan piauwsu (pengawal) yang mengantar pelancong dan pengawal barang-barang berharga, bertanding melawan gerombolan perampok yang hendak merampok barang dan menculik wanita.
Di dalam sebuah kereta yang dikawal, terdapat seorang ibu dengan anak daranya yang cantik. Jerit itu keluar dari mulut Si Dara yang menjadi ketakutan dan berpelukan dengan ibunya yang menangis penuh rasa takut dan gentar.
Sedangkan ayah dara itu pun dengan muka pucat duduk sambil mengembangkan kedua lengan, seolah-olah hendak melindungi anak isterinya dengan kedua lengan yang dikembangkan itu!
Biarpun rombongan piauwsu itu melakukan perlawanan sekuatnya, namun karena jumlah mereka hanya dua puluh orang sedangkan perampok-perampok itu jumlahnya lebih lima puluh.
Dikepalai oleh seorang raksasa tinggi besar bersenjata sepasang ruyung yang mengerikan, akhirnya rombongan piauwsu itu tewas semua, termasuk para pelayan dan kusir kereta.
Mayat mereka bergelimpangan dan terbenam dalam darah yang memenuhi tempat itu.
“Ha-ha-ha, kumpulkan semua barang!” kepala rampok itu tertawa-tawa.
“Tai-ongya, di dalam kereta terdapat seorang nona yang amat cantik!” seorang perampok melapor sambil cengar-cengir.
“Ha-ha-ha, bagus. Biar aku sendiri yang menangkapnya!”
Kepala rampok itu melangkah lebar, menyingkap tirai jendela kereta dan nampaklah dara remaja itu dipeluk ibu dan dijaga ayahnya!
Sepasang mata kepala rampok itu terbelalak penuh kagum, air liurnya menitik dan matanya menjadi merah, mulutnya terkekeh genit.
“Heh-heh-heh, manis. Marilah kupondong kau, kusenangkan kau…. ha-ha!”
“Pergi! Jangan ganggu anakku!” Ayah dara itu membentak, akan tetapi sekali saja kepala rampok itu mengayun tangannya, laki-laki itu terlempar keluar dari kereta!
“Jangan ganggu anakku! Setan, perampok jahat….! Tolooonnggg….!” Ibu dara itu menjerit, akan tetapi kembali tubuhnya terlempar keluar dari dalam kereta ketika didorong oleh kepala rampok yang sudah menyambar lengan Si Dara dan ditarik lalu didekapnya.
Dara itu menjadi pucat sekali, tubuhnya menggigil dan tidak ada suara keluar dari mulutnya saking takut, hanya matanya terbelalak seperti mata seekor kelinci yang ketakutan.
Karena ibu dara itu pun belum tua benar dan memang cantik, begitu melihat mereka terlempar dari kereta sehingga bajunya tersingkap dan kelihatan bentuk dadanya yang masih padat, seorang perampok segera…….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader