BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Menjadi ragu-ragu untuk masuk. Dua orang dara itu, sebagai penghuni-penghuni Istana Pulau Es, memiliki ilmu kepandaian yang dahsyat sekali, apalagi suheng mereka, Kam Han Ki.
Mereka bertiga adalah orang-orang sakti. Tanpa seijin mereka, bagaimana dia berani memasuki istana itu?
Akan tetapi, setelah menghadapi ancaman-ancaman maut di lautan ketika dia mencari dua orang dara itu, ketika mencari Pulau Es, mengapa kini dia merasa takut akan ancaman kemarahan mereka?
Tidak, dia tidak takut karena memang dia sudah nekat. Mereka adalah orang-orang sakti yang berilmu tinggi, tidak mungkin akan mudah marah hanya karena dia masuk ke istana tanpa ijin saja.
Dengan pikiran ini, melangkahlah Suma Hoat memasuki istana yang kelihatan sunyi sekali itu. Ruangan depan istana itu kosong, demikian pula ruangan tengah.
Selagi dia kebingungan karena merasa betapa istana itu menyeramkan dengan kesunyian dan keindahannya, tiba-tiba dia mendengar suara orang, seperti tengah bersenandung atau membaca doa!
Dia segera menuruni anak tangga perlahan-lahan dan berhenti di depan sebuah pintu yang tertutup, menahan napas mendengarkan suara seorang laki-laki yang sedang membaca sajak!
Suara itu gemetar, kadang-kadang terisak, kadang-kadang tersendat-sendat dan diseling tarikan napas panjang penuh kedukaan.
Suma Hoat mendengarkan dengan jantung berdebar dan hatinya tertarik sekali, akan tetapi dia tidak berani lancang memasuki ruangan di balik pintu yang tertutup itu.
Dia hanya mendengarkan. Mula-mula suara itu bersajak, dengan nada suara penuh duka, penuh lontaran pertanyaan dengan suara merintih.
Aduhai sayang, mengapa kalian begitu kejam?
Mengapa kalian hancurkan cinta yang indah?
Haruskah cinta berdampingan dengan benci?
Di mana ada cemburu dan iri,
adakah cinta di sana?
Aduhai sayang,
sesungguhnya siapa yang kalian cinta?
Akukah…. atau diri kalian sendiri?”
Suma Hoat tertegun dan bingung. Suara siapakah itu? Dan apa maksudnya? Apa yang telah terjadi dengan pria itu sehingga mengeluarkan rintihan yang keluar dari hati yang rusak dan hancur?
Dia mendengarkan lagi, karena kembali suara laki-laki itu bersajak, kini tidak terdengar penuh duka, bahkan berwibawa sungguhpun suara itu masih menggetar penuh perasaan,
“Setiap orang manusia ingin dicinta
tanpa ada yang menyayang,
hidup terasa hampa,
mengapa….?
Karena hatinya tidak mengenal cinta!
yang tidak mengenal cinta,
haus akan cinta
dia yang hatinya penuh oleh cinta sejati
tidak lagi mengharapkan dirinya dicintai
cinta sejati hanya kenal memberi
tak tahu minta tak ingin jasa!”…….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader