BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Kerajaan Yucen. Akan tetapi, kalau dia dan semua pembantunya terbunuh di situ, tidak akan ada yang tahu bahwa pembunuhnya adalah Koksu Yucen!
Maka dia memutar goloknya melawan mati-matian, mengerahkan seluruh tenaga dan mengeluarkan segala kepandaiannya.
Betapapun juga, tongkat di tangan Pek-mau Seng-jin terlalu kuat baginya dan ketika goloknya menyambar dahsyat ke arah kepala lawan.
Pek-mau Seng-jin hanya miringkan kepala sehingga sebagian rambutnya yang putih terbabat putus oleh golok besar itu.
Akan tetapi pada detik yang sama, ujung tongkat telah mengenai pundak kanannya sehingga golok besar itu terlepas dari tangan Bu-koksu.
Cepat seperti kilat, tongkat itu telah menyambar turun, siap melakukan tusukan maut! “Tahan! Jangan bunuh dia!”
Teriakan ini disusul berkelebatnya bayangan dan tahu-tahu tongkat itu terpental ke belakang oleh desiran hawa pukulan yang amat panas!
Bu-koksu girang sekali dan cepat menyambar kembali goloknya. “Kam-siauwte, syukur engkau masih ingat kepadaku dan menolongku. Mari kita habiskan anjing-anjing Yucen ini!”
Akan tetapi betapa kagetnya ketika ia melihat sinar mata Kam Han Ki yang menyambar seperti dua titik api kepadanya.
“Bu-koksu, aku memang teringat kepadamu, dan teringat akan segalanya! Engkau memang telah menolongku.
Merawatku, akan tetapi hanya untuk kaupengaruhi dengan racun sehingga di luar kesadaranku aku menjadi pengawalmu!”
“Kam-siauwte….!” “Sudahlah, dan jangan menyebut siauwte kepadaku. Harap kau suka membawa semua anak buahmu pergi dari sini dan mudah-mudahan saja kita tidak akan saling bertemu kembali!
Aku memaafkan segalanya!” Bu-koksu maklum bahwa tidak ada gunanya lagi membujuk pemuda yang sudah sadar itu, maka dia menarik napas panjang dan berkata,
“Betapapun juga, Kam-siauwte, aku telah menyelamatkanmu dari hukuman sebagai seorang pemberontak. Aku hanya ingin membangkitkan semangatmu membela negara.
Selamat tinggal! Dan engkau, Pek-mau Seng-jin, apakah perbuatanmu tadi bahwa engkau hendak memancing perang antara kedua kerajaan kita?”
“Ha-ha-ha! Sudah kukatakan bahwa urusan ini adalah persoalan pribadi, kalau engkau hendak membawa-bawa kerajaan, terserah.
Kerajaan Yucen tidak pernah takut terhadap ancaman Kerajaan Sung. Kurasa Kerajaan Sung tidak begitu bodoh untuk menambah musuh yang lebih kuat lagi di samping pasukan-pasukan Mancu, ha-ha-ha.”
“Mari kita pergi!” Bu-koksu berkata kepada para pembantunya dan Ang Hok Ci, Pat-jiu Sin-kauw, dan Thian Ek Cinjin segera meninggalkan tempat itu mengikuti Bu-koksu.
Di tengah perjalanan menuju ke Siang-tan, Ang Hok Ci berkata kepada kedua orang rekannya, “Aku tadi melihat betapa Ji-wi tidak bertanding sungguh-sungguh dengan kedua lawan Ji-wi!”
“Cringggg…. dukkkk!” Tubuh Ang Hok Ci terlempar ke belakang, ketika goloknya tertangkis oleh pedang Suma Hoat.
Sedangkan pukulan dengan tenaga Jit-goat-sin-kang tadi ditangkis pula oleh Suma Hoat dengan ilmu yang sama, akan tetapi jauh lebih kuat.
Hal ini dapat dimengerti karena kalau Ang Hok Ci memperoleh Ilmu…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader