BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG –Menimbulkan rasa tidak enak kepada kedua pihak. Sungguh menyesal sekali.”
Hati Bu-koksu berdebar dan dia sudah menduga bahwa persoalan itu tentu menyangkut kedua orang tawanannya, akan tetapi ia tetap bersikap tenang dan bertanya,
“Di pihak kami, tidak ada persoalan dan sungguhpun jelas bahwa Cu-wi melanggar wilayah kami bukan sebagai tamu, kami masih bersikap ramah dengan mengundang Cu-wi sebagai tamu kami.
Hal ini agaknya juga diketahui dengan jelas oleh Suma-kongcu, yang entah bagaimana bisa menemani Koksu dan Pangeran.”
Mendengar ini dan melihat pandang mata Bu-koksu ditujukan kepadanya dengan sinar tajam menyelidik,
Suma Hoat tersenyum saja dan matanya memandang ke arah Siauw Bwee yang tubuhnya dibelenggu dan dipanggul di atas pundak Thian Ek Cinjin.
Dia tidak mau menjawab dan hanya mengandalkan kepada jawaban Pek-mau Seng-jin sekutu ayahnya.
“Maafkan, kalau kami melanggar wilayahmu, Bu-koksu. Hanya kami rasa bahwa sebagai sahabat-sahabat, tiada salahnya kalau kami melihat-lihat keadaan wilayah selatan ini.
Kebetulan sekali kita bertemu, akan tetapi tidak kebetulan bahwa kami melihat kalian memperlakukan sahabat kami sebagai tawanan, sungguh amat tidak enak bagi kami.
Maka, mengingat akan hubungan antara kita, saya harap sukalah Bu-koksu memandang muka kami dan membebaskan kedua orang tawanan ini.”
Berkerut alis Bu-koksu. Dia sudah menduga bahwa tentu kedua orang tawanan itu yang akan dipersoalkan, akan tetapi dia masih penasaran dan cepat berkata,
“Maaf, Pek-mau Seng-jin! Kedua orang ini adalahorang-orang Han, dan urusan kami dengan mereka tidak ada sangkut-pautnya dengan Koksu dan Kerajaan Yucen.
Harap Koksu suka mempertimbangkan dan tidak mencampuri urusan pribadi sendiri.” “Ha-ha-ha, melihat sahabat-sahabat baik diperlakukan tidak hormat, bagaimana kami dapat tinggal diam saja?
Ingatkah Koksu akan peribahasa yang mengatakan bahwa sahabat lebih berat daripada tangan kiri? Mereka adalah sahabat-sahabat kami, tentu saja kami tidak suka melihat mereka mengalami penghinaan seperti itu.”
“Pek-mau Seng-jin!” Bu-koksu berkata marah. “Saya tidak melihat hubungan antara mereka ini dengan kalian! Saya rasa kalian tidak mengenal kedua orang ini, apalagi bersahabat!”
“Bukan sahabat saya pribadi, akan tetapi sahabat baik Pangeran Dhanu. Silakan menjawab Pangeran.” Pek-mau Seng-jin berkata dan Pangeran Dhanu melangkah ke depan sambil berkata,
“Bu-koksu, ketahuilah bahwa Kam Han Ki itu adalah seorang sahabatku, sahabat pribadi yang amat baik. Bahkan dia pernah memukul mundur pasukan-pasukan Mancu untuk menolong kami.
Bagaimana aku dapat membiarkan dia kauperlakukan seperti itu? Oleh karena itu, aku sebagai mantu dari kaisarmu, kuminta supaya kau suka memandang mukaku dan membebaskan Kam Han Ki sahabatku.”
“Dan gadis ini?” Bu-koksu yang diam-diam merasa terkejut dan gelisah itu bertanya penasaran. “Gadis ini adalah Khu Siauw Bwee, sahabat baik sekali dari Suma-kongcu.
Karena Suma-kongcu merasa sungkan mengajukan permintaan dan menentang Koksu sebagai rekan sendiri, maka biarlah saya…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader