BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Kemudian ia menarik tangannya dan…. Coa Leng Bu memandang dengan mata terbelalak ketika melihat air itu telah membeku menjadi es dan ikut tertarik keluar!
Siauw Bwee memasukkan lagi air beku itu ke dalam panci, kemudian perlahan-lahan ia merubah Im-kang menjadi Yang-kang.
Air beku itu mencair, terus berubah makin panas sampai akhirnya mendidih di dalam panci! “Moi-moi, kau mengagumkan sekali!”
Han Ki berseru gembira dan dia pun menghampiri sebuah tempayan air, menyodok air dengan tangannya dan begitu tangannya diangkat, air yang berada di telapak tangannya telah membeku.
Jauh lebih cepat dari yang dilakukan Siauw Bwee tadi! Kedua kaki Coa Leng Bu menggigil saking tegang dan kagetnya, dan tak terasa lagi kedua lututnya ditekuk dan dia telah berlutut sambil berkata,
“Ya Tuhan…., selama ini kedua mataku seperti buta, tidak melihat bahwa Ji-wi adalah orang-orang muda yang memiliki ilmu kepandaian seperti malaikat….!”
Siauw Bwee meloncat dan menarik lengan kakek itu, memaksanya bangkit. “Aihh, Coa-supek, apa-apaan ini? Aku hanya ingin mendengar pendapatmu, bagaimana?
Apakah kami berdua cukup kuat untuk menggunakan Im-kang mengusir hawa panas yang melenyapkan ingatan Suheng?” Coa Leng Bu mengangguk-angguk, menelan ludah, masih terpesona.
Akhirnya ia menghela napas dan berkata, “Kalau aku tahu bahwa kalian memiliki Im-kang sehebat itu, tentu saja boleh dilakukan.
Hanya kalian harus berhati-hati benar, karena sedikit saja mengalami kekagetan dan gangguan, bisa menimbulkan bahaya. Syaraf di kepala amatlah halusnya, dan sedikit gangguan saja membahayakan nyawa.”
“Aku ingin Suheng segera sembuh. Biarlah kami melakukannya di dalam pondok dan harap Supek suka menjaga di luar pondok agar tidak terjadi gangguan.”
“Baiklah, kalian adalah dua orang muda yang amat luar biasa. Sungguh hampir aku tak dapat percaya….”
“Coa-supek, kami adalah murid-murid Bu Kek Siansu, penghuni Istana Pulau Es. Bertahun-tahun kami melatih Im-kang di Pulau Es, apa anehnya kalau kami memiliki keahlian dalam menyalurkan hawa sakti yang membekukan air?”
Sepasang mata Coa Leng Bu terbelalak. “Murid-murid…. manusia dewa itu….? Dan aku telah membiarkan diri kausebut supek! Betapa menggelikan dan memalukan! Aihhhh…. setua ini masih tolol….!”
“Sudah, Supek. Harap suka menjaga di luar, kami hendak mulai sekarang juga. Marilah, Koko.” Han Ki hanya tersenyum dan mengikuti gadis itu memasuki pondok.
Sebetulnya dia masih belum percaya bahwa dia menderita sakit, dan hanya mengira bahwa kehilangan ingatan adalah karena suatu sebab yang mungkin diketahui oleh kakak angkatnya.
Bu Kok Tai, Koksu Negara Sung. Akan tetapi menyaksikan kegembiraan dan harapan Siauw Bwee, dia tidak tega untuk menolak.
Pula, bermain-main dengan tenaga Im-kang itu apa sih bahayanya? Siauw Bwee menutupkan daun pintu pondok, kemudian duduk bersila saling berhadapan dengan Han Ki……BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader