BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Engkau baik sekali, Nona. Sungguh aku girang dapat mempunyai seorang sahabat sepertimu.”
“Ehh, aku sudah mengalah, tidak menyebutmu Suheng melainkan Koko, akan tetapi kenapa kau masih memakai sebutan Nona segala macam?
Kalau aku menyebut kakak bukankah sepatutnya engkau menyebut adik? Engkau lebih tua daripada aku!”
“Banyak lebih tua!” kata Han Ki yang kini timbul pula kegembiraannya menghadapi gadis yang lincah dan halus budi ini.
“Sepatutnya engkau menjadi keponakanku!” “Ihhh! Memangnya engkau sudah kakek? Kam-koko, tidak maukah engkau menyebut aku Siauw-moi?” Kam Han Ki tersenyum.
Senyum pertama semenjak pikirannya bingung. “Baiklah Moi-moi. Ah, betapa untungku mendapatkan seorang adik yang begini manis….”
“Bukan hanya adik, melainkan juga juru rawat. Engkau sedang sakit, ingat? Dan engkau harus manurut segala petunjuk Coa-supek dan memenuhi semua permintaanku, jangan benyak rewel!”
“Engkau gadis yang manis, dan nakal!” Tiba-tiba Han Ki mengerutkan alisnya. “Akan tetapi…. eh, jangan kau main-main Khu-moi. Di kota tadi…., eh, sebelum berjumpa dengan Coa-lopek, kau….”
“Aku kenapa?” Siauw Bwee berdiri di depan Han Ki, bertolak pinggang, sikapnya manja dan manis, matanya bersinar karena hatinya girang bukan main bahwa dia dan supeknya telah berhasil membujuk Han Ki untuk berobat.
“Kau bicara tentang…. cinta….! Hal seperti itu sama sekali tidak boleh dibuat bicara main-main!” “Siapa yang main-main?
Memang aku mencintamu, semenjak dahulu mencintamu, sejak aku kecil, sampai sekarang aku telah dewasa, sampai kelak kalau aku sudah menjadi nenek-nenek. Nah, aku cinta padamu, habis mengapa?”
Han Ki merasa kepalanya puyeng. Dia jatuh terduduk dan memegangi kepalanya dengan kedua tangan.
Gadis ini tidak main-main, biarpun sikapnya seperti orang main-main, namun pernyataan cintanya itu bukan main-main, melainkan setulusnya.
Hal ini dapat ia lihat dari sinar mata gadis itu ketika memandangnya. Dan jantungnya juga berdebar tidak karuan, tanda bahagia bahwa gadis itu mencintanya.
Hal ini hanya membuktikan bahwa hatinya pun tertarik secara luar biasa kepada gadis ini. Apa artinya semua ini?
Bahwa dia mencinta gadis yang baru saja dikenalnya ini? Ah, tidak mungkin. Banyak dia bertemu puteri-puteri cantik di istana, bahkan beberapa kali Bu-koksu membujuknya menerima hadiah berupa gadis-gadis cantik, namun selalu ditolaknya karena dia tidak tertarik sama sekali.
Akan tetapi mengapa gadis ini amat menarik hatinya? “Eh, Suheng…. Kam-koko, kau kenapa? Apakah kepalamu terasa sakit?”
Siauw Bwee sudah berlutut dekat suhengnya dan memegang lengan pemuda itu, meraba-raba pelipisnya. Han Ki menggeleng kepala dan bangkit berdiri. Alisnya berkerut.
Biarpun dia percaya bahwa gadis ini menyatakan cinta dari dasar hatinya, akan tetapi sebagai seorang kenalan baru, betapapun jatuh cinta, sikap…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader