BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Empat orang pengawal yang memegang pedang dan seorang di antaranya membentak, “Berhenti! Siapa kalian berdua?”
Kedua orang murid Mutiara Hitam itu menjawab dengan gerakan pedang yang telah mereka cabut dari sarungnya.
Gerakan mereka cepat bukah main dan keduanya seperti berlumba, tampak sinar kilat berkelebat dan empat orang pengawal itu telah roboh dan tewas seketika.
Kakak beradik seperguruan ini masing-masing merobohkan dua orang! “Tangkap penjahat….!” Kini muncullah belasan orang pengawal yang berloncatan dari empat penjuru.
Dan kedua orang muda perkasa itu sudah dikurung. Terjadilah pertempuran seru di atas genteng. “Cepat, kita harus pergi dari sini!”
Ji Kun berkata sambil mengelebatkan pedangnya. Para pengawal yang datang mengeroyok ini memiliki kepandaian lumayan sehingga terdengarlah bunyi berdencing nyaring.
Ketika Sepasang Pedang Iblis di tangan Ji Kun dan Yan Hwa mengamuk, mematahkan senjata-senjata lawan yang menghujani mereka dengan serangan dahsyat.
Dua orang pengawal roboh lagi, akan tetapi kini tampak banyak sekali pengawal berloncatan. Ji Kun dan Yan Hwa maklum bahwa kalau pasukan pengawal dikerahkan.
Mereka akan menghadapi bahaya besar dan akan sukar sekali untuk dapat meloloskan diri. Apalagi kalau mereka teringat kepada Kam Han Ki, mereka merasa ngeri.
Maka sambil memutar pedang yang mengeluarkan hawa menyeramkan dan sinar kilat sehingga para pengeroyok men jadi gentar.
Keduanya meloncat ke depan, berdiri di atas genteng dan dikejar oleh para pengawal. Terdengar bunyi suitan-suitan dari para pengawal yang memberi tanda bahaya.
Sehingga dari mana-mana muncullah para penjaga yang tadinya melakukan penjagaan sambil bersembunyi.
Melihat betapa dari depan, kanan, kiri muncul pula banyak pengawal, Ji Kun dan Yan Hwa lalu meloncat turun.
Seperti juga di atas, di bawah sudah terdapat banyak pengawal yang segera menyambut dan mengurung mereka.
Ji Kun dan Yan Hwa mengamuk dan seperti biasa, pedang mereka seolah-olah berubah menjadi naga kilat.
Sepasang naga yang amat dahsyat dan mereka berlumba membunuhi para musuh yang mengeroyok mereka. “Sing-sing…. crat-crat….! Delapan orang, Suheng!”
Yan Hwa berseru ketika tubuhnya mencelat ke atas dan pedangnya menyambar ke bawah, merobohkan dua orang pengeroyok yang hampir putus leher mereka terbabat pedang Li-mo-kiam di tangannya.
Ucapannya itu berarti bahwa sudah delapan orang yang dirobohkannya. Ji Kun menggulingkan tubuhnya, pedangnya membabat ke sekelilingnya.
“Wuuuttt, crok-crok….! Sembilan orang Sumoi!” katanya gembira karena dia menang satu orang. Yan Hwa penasaran dan pedangnya diputar makin hebat.
Kedua orang itu kini telah lupa akan bahaya, lupa akan menyelamatkan diri, bahkan lupa bahwa mereka tadi khawatir sekali akan munculnya Kam Han Ki.
Mereka telah berubah menjadi dua orang yang haus darah, ingin berlumba berbanyak-banyaknya dalam membunuh musuh!
Tiba-tiba terjadi kekacauan di antara para pengeroyok dan ternyata tiga…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader