BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Maya memejamkan matanya, tubuhnya yang lemas itu menurut saja ketika ditarik dan terdengar rintih perlahan dari dadanya ketika ia merasa betapa tubuhnya dipeluk erat-erat.
Kemudian napasnya berhenti menjadi sedu-sedan ketika ia merasa betapa mulutnya dicium penuh kemesraan oleh Suma Hoat.
Seperti dalam mimpi, kedua lengannya bergerak, membalas rangkulan pemuda itu dan pada saat itu Maya yang rindu akan cinta kasih itu.
Seperti tidak ingat bahwa yang memeluk dan menciuminya bukanlah pemuda yang dicintanya dan dirindukannya, bukanlah Kam Han Ki suhengnya.
Melainkan Suma Hoat, putera Suma Kiat musuh besarnya! Selama ini, hanya kepada tiga orang wanita saja Suma Hoat benar-benar jatuh cinta.
Pertama-tama adalah cinta kasihnya kepada Ciok Kim Hwa yang juga merupakan cinta pertamanya. Kedua kalinya adalah ketika dia berjumpa dengan Khu Siauw Bwee.
Dan ke tiga kalinya adalah kepada Maya inilah. Kecuali tiga orang wanita itu, tidak ada lagi wanita yang benar-benar dicinta secara mendalam.
Bukan hanya cinta berahi belaka, seperti yang telah dia jatuhkan kepada banyak sekali wanita sehingga dia dijuluki Jai-hwa-sian.
Dapat dibayangkan betapa bahagia hati Suma Hoat setelah dapat mendekap dan mencium mulut Maya. Dia merasa bahagia, mendapatkan pengganti Ciok Kim Hwa, pengganti Khu Siauw Bwee.
“Maya…. bidadariku, kekasih pujaan hatiku…. bumi dan langit menjadi saksi akan cinta kasihku kepadamu, Maya….”
Maya tersentak kaget. Tadi sebelum mendengar namanya disebut, dia hanyalah seorang gadis dewasa, seorang wanita yang haus akan cinta, yang menderita karena rindu sehingga dia terlena dalam dekapan Suma Hoat,
Pria tampan yang pandai merayu hati wanita itu. Akan tetapi, begitu mendengar namanya disebut, dia sadar! Dia adalah Maya, panglima wanita pemimpin Pasukan Maut.
Dia adalah Puteri Maya, puteri dari Raja dan Ratu Khitan yang sedang berjuang membalaskan kematian ayah bunda dan keluarganya!
Dia adalah Maya, penghuni Istana Pulau Es, sumoi dari Kam Han Ki! Sekali meronta, Maya telah merenggutkan tubuhnya dari pangkuan dan dekapan Suma Hoat dan dia sudah meloncat turun dari atas pembaringan.
Mukanya berubah pucat, sepasang matanya bersinar-sinar ketika ia memandang Suma Hoat yang menjadi kaget dan khawatir menyaksikan perubahan sikap ini.
“Maya…. kekasihku, kenapa….?” “Suma Hoat! Bagaimana engkau bisa mengenal namaku?” Tiba-tiba Maya bertanya, suaranya penuh kecurigaan dan pandang matanya tajam menyelidik.
Sejenak Suma Hoat kagum dan bengong, diam-diam ia harus mengakui bahwa belum pernah dia melihat gadis secantik Maya sehingga dalam keadaan seperti itu masih saja tampak cantik jelita.
Kecantikan yang aneh namun pada saat itu menguasai seluruh hatinya. “Ahhh, kekasih pujaan hatiku, jadi itukah yang mengejutkan hatimu?” Suma Hoat tersenyum lebar.
“Tentu saja aku dapat menduga. Pertama karena aku melihat bahwa wajahmu yang cantik seperti bidadari itu bukan wajah seorang gadis Han dan mengingat engkau bekerja untuk orang Mancu.
Tentulah engkau seorang gadis Mancu pula. Dan ilmu kepandaianmu demikian hebat. Siapa lagikah gadis secantik dan terlihai…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader