BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Gadis lain ditempatkan di dalam istana pangeran dan berkat kepandaiannya mengurangi riasan muka dan membuat mukanya pucat seperti orang berpenyakitan.
Kalau dihadapkan Pangeran sehingga Pangeran kehilangan seleranya, akan tetapi amat rajin dan pandai melayani, Yan Hwa tidak diambil selir melainkan diberi pekerjaan sebagai dayang pelayan.
Sedangkan Ji Kun menjadi seorang tukang mengurus kuda. Tentu saja dua orang muda yang lihai ini mendapatkan kesempatan baik untuk melakukan penyelidikan, dan terutama sekali Yan Hwa.
Yang selalu dekat dengan Pangeran dan mengetahui apabila ada tamu-tamu penting yang datang bertemu dengan Pangeran.
Maya duduk termenung di dalam pondok di mana dia bersembunyi. Hari telah hampir malam dan dia menanti kedatangan Suma Hoat.
Telah empat hari dia berada di tempat persembunyiannya ini dan selama empat hari itu, dia mendengar banyak dari Suma Hoat.
Dia sendiri pun setiap malam keluar melakukan penyelidikan, namun harus dia akui bahwa tanpa bantuan keterangan-keterangan yang amat penting dari pemuda itu, akan sukarlah baginya menyelidiki keadaan musuh.
Penjagaan amat ketatnya dan kini dia mendengar dari Suma Hoat bahwa benteng kota Siang-tan ini benar-benar amatlah kuatnya, jauh berbeda dengan kota Sian-yang.
Bahkan dia mendengar dari Suma Hoat bahwa benteng itu sedang mendatangkan barisan bantuan dari selatan untuk menghadapi ancaman pasukan-pasukan Mancu yang telah menduduki Sian-yang.
Dengan barisan bantuan itu, jumlah pasukan Sung menjadi lebih besar daripada pasukan Mancu dan Maya berpikir bahwa untuk menyerbu ke Siang-tan.
Pasukan Mancu harus mendatangkan bala bantuan juga. Suma Hoat banyak membantunya dan diam-diam dia merasa berterima kasih kepada pemuda itu.
Pemuda musuh besarnya karena bukankah pemuda itu putera Suma Kiat? Namun, harus dia akui bahwa di dalam hatinya, dia tidak membenci Suma Hoat.
Bahkan sebaliknya, dia merasa kagum dan suka kepada pemuda itu yang jelas menaruh hati cinta kepadanya.
Hal ini mudah saja dia lihat dari pandang matanya, dari sikap dan gerak-geriknya, dari suara dan dari senyumnya.
Teringat akan hal ini, Maya menarik napas panjang karena terbayanglah wajah satu-satunya orang yang dicintanya, wajah Kam Han Ki.
“Aihhh, Suheng. Banyak pria yang jatuh cinta kepadaku, akan tetapi mengapa engkau seorang yang kuharapkan, bahkan mengecewakan hatiku?”
Teringat akan suhengnya, Maya menundukkan mukanya dan perasaan rindu dendam mencekam hatinya, membuatnya menggigit bibir menahan tangis.
Gerakan orang memasuki rumah itu menyadarkannya dan ia cepat meloncat bangun. Bukan Suma Hoat, pikirnya.
Pemuda itu memiliki gerakan yang ringan, akan tetapi pendatang ini langkah kakinya berat! Langkah itu terdengar makin berat dan akhirnya terdengar suara orang roboh.
Maya cepat meloncat ke ruangan depan dan betapa kagetnya melihat Suma Hoat rebah di lantai dalam keadaan pingsan!
Maya cepat berlutut memeriksa dan segera melihat bahwa pernuda ini telah menderita luka oleh pukulan yang hebat, yang membuat tubuhnya dingin sekali dan dada kanannya membiru.
Cepat ia memondong…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader