BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Murid Mutiara Hitam menjadi bingung. Tentu saja di dalam hati mereka, mereka berpihak kepada tujuh orang itu dan andaikata mereka tidak sedang bertugas.
Tentu mereka membantu tujuh orang itu dan membasmi pasukan pengawal. Akan tetapi, dalam keadaan mereka sekarang.
Andaikata mereka turun tangan mereka seharusnya membantu pasukan pengawal dan merobohkan penghalang itu agar mereka dapat cepat masuk kota dan dapat memulai dengan tugas mereka!
Karena serba salah, baik Ji Kun maupun Yan Hwa hanya duduk menonton saja dan dari permainan golok dan pedang para orang gagah itu.
Mereka dapat menduga bahwa mereka itu tentulah anak-anak murid Hoa-san-pai dan Bu-tong-pai.
Agaknya, pihak pasukan pengawal takkan kuat menghadapi tujuh orang gagah itu kalau pertandingan dilanjutkan seperti itu tanpa campur tangan lain.
Selagi Ji Kun dan Yan Hwa saling lirik ketika Ji Kun menyingkap tenda dan menjenguk ke dalam, tiba-tiba terdengar derap kaki kuda.
Dan muncullah sebuah pasukan kecil terdiri dari selosin perajurit berkuda, dikepalai oleh seorang laki-laki bermuka panjang seperti kuda!
Ketika melihat pertempuran itu, laki-laki bermuka kuda itu yang bukan lain adalah Siangkoan Lee, cepat membawa pasukannya menyerbu dan terkejutiah tujuh orang itu.
Karena orang bermuka kuda ini benar-benar hebat sekali kepandaiannya. Dengan sebuah golok melengkung Siangkoan Lee sudah meloncat turun dari atas kudanya dan mengamuk.
Orang gagah berjenggot panjang yang menandinginya, dirobohkannya dalam waktu belasan jurus saja. Juga pasukannya ternyata adalah pasukan istimewa yang rata-rata memiliki ilmu silat tinggi.
Orang-orang gagah itu melakukan perlawanan mati-matian, namun akhirnya mereka semua roboh dan tewas jadi sasaran hujan senjata para pasukan pengawal!
Pertempuran berhenti dan berakhir dengan matinya tujuh orang gagah itu dan belasan orang perajurit pengawal.
Siangkoan Lee segera berkata kepada panglima pengawal yang terluka pundaknya dalam pertempuran tadi.
“Atas perintah Goanswe, seluruh siuli supaya langsung dibawa ke istana pangeran dan harap bergerak cepat karena Pangeran sudah tidak sabar menanti. Mengapa baru sekarang tiba di sini?”
“Maaf, Siangkoan-taihiap, kami terpaksa bermalam di luar hutan besar karena kami khawatir akan penyergapan di tengah malam dalam hutan itu.”
“Hemm, disergap di pagi hari pun kau tak mampu melindungi kereta-kereta itu!” kata Si Muka Kuda dengan suara menghina.
“Kalian sudah terlambat, hayo cepat berangkat!” Karena takut kalau murid dan orang kepercayaan Jenderal Suma Kiat yang galak dan lihai itu akan menjadi marah dan menyalahkan mereka.
Maka para pengawal tidak berani bercerita tentang hilangnya seorang gadis yang diganti gadis lain dan seorang kusir baru yang mereka terima untuk jasanya menolong mereka terlepas dari bencana ketika kereta kabur.
Hal ini menguntungkan dua orang murid Mutiara Hitam, karena kalau diketahui Siangkoan Lee, tentu orang yang lihai dan cerdik ini akan menjadi curiga dan menyelidiki mereka.
Demikianlah, tanpa menimbulkan kecurigaan, Yan Hwa bersama para…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader