BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Maya memutar otaknya. Pemuda putera musuh besar ini harus dibunuh, akan tetapi apa yang dikatakannya mengandung kebenaran.
Dia harus bersikap cerdik. Sebagai seorang panglima perang yang sudah biasa menahan perasaan pribadi demi siasat dan keuntungan pihaknya, Maya lalu berkata,
“Begitukah? Ucapanmu harus dibuktikan lebih dulu. Sekarang apa yang hendak kaulakukan dengan aku, setelah engkau tahu bahwa aku adalah seorang mata-mata?”
Wajah Suma Hoat girang bukan main. “Pertama-tama, Nona harus mempunyai tempat persembunyian yang baik dan aku mempunyai sebuah rumah kecil yang kosong.
Dan yang takkan ada yang berani mengganggu atau memasukinya. Nona boleh mempergunakan rumahku itu sebagai tempat bersembunyi.
Hanya di waktu malam saja Nona dapat melakukan penyelidikan dan di waktu siangnya Nona boleh bersembunyi di situ.
Kemudian, aku dapat membantu mencari keterangan yang sekiranya tak dapat Nona peroleh sendiri. Bagaimana?”
Maya kembali terdiam dan berpikir, kemudian dia berkata sambil menurunkan pedangnya, “Kalau aku tidak dengar tadi bahwa engkau adalah putera Jenderal Suma Kiat,
Yang kutahu bukanlah seorang pembesar yang setia terhadap Kerajaan Sung, tentu aku tidak percaya omonganmu.
Betapapun juga, ketahuilah bahwa disamping aku menerima penawaranmu, aku tetap tidak percaya kepadamu dan sedikit saja engkau memperlihatkan sikap mencurigakan, aku pasti akan membunuhmu.
Jangan engkau kira bahwa aku tidak dapat melakukannya! Nah, tunjukkan di mana rumah itu!”
“Mari, Nona! Aku tak perlu bersumpah, akan tetapi Suma Hoat bukanlah seorang yang biasa mengeluarkan kata-kata yang berlainan dengan isi hati!
Bukan seorang pengecut yang untuk menolong nyawa sendiri melakukan penipuan-penipuan rendah!”
Dia meloncat dan dara perkasa itu pun meloncat di belakangnya. Untuk menguji nona itu, Suma Hoat mengerahkan seluruh ilmunya berlari cepat.
Namun betapapun cepatnya dia berloncatan dan berlari, bayangan gadis itu tetap berada di belakangnya!
Diam-diam dia makin kagum, dan di lain pihak, Maya juga kagum karena pemuda ini benar-benar lihai sekali.
Rumah kecil itu memang milik Jenderal Suma Kiat yang mempunyai banyak rumah di kota Siang-tan.
Rumah itu kosong dan sebagai rumah pembesar itu, tentu saja tidak akan ada yang berani mengganggunya.
Setelah mereka memasuki rumah itu dan duduk berhadapan di ruangan dalam, Suma Hoat berkata,
“Siang ini harap Nona bersembunyi di sini. Nona sudah mengenalku, harap Nona suka memperkenalkan diri dan menceritakan kedudukan Nona agar aku dapat mencarikan keterangan yang Nona kehendaki.”
Maya mengerutkan alisnya. Malam telah berganti pagi dan sinar matahari yang mulai menyinari ruangan itu membuat ia dapat melihat wajah Suma Hoat dengan jelas.
Wajah yang tampan dan sama sekali tidak kelihatan jahat, bahkan wajah yang akan menarik hati wanita mana pun!
Akan tetapi pertanyaan itu tidak menyenangkan hatinya. Dia tidak mungkin mengakui dirinya sebagai Panglima Pasukan Maut, hal ini terlalu berbahaya karena kalau Suma Hoat mengetahui.
Belum tentu dia mau memegang janji. Dia terlalu penting bagi Kerajaan Sung yang akan…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader