BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Orang biasa, mengandung khasiat daya pengobatan yang lebih mujarab daripada jin-som, akan tetapi bagi seorang ahli sin-kang seperti Maya.
Ddapat membangkitkan hawa sakti yang membuat sin-kangnya yang dilatih secara istimewa di Pulau Es itu menjadi lebih kuat lagi.
Maya tidak berani berhenti dan berputaran mencari tempat yang baik untuk memulai dengan penyelidikannya.
Dia harus dapat menemukan markas di mana tinggal Koksu dan para panglima agar dia dapat mengintai dan mendengarkan rencana siasat mereka.
Hanya inilah jalan yang paling baik, karena untuk menyelidiki sendiri keadaan pertahanan musuh, selain berbahaya juga akan memakan waktu lama sekali.
Kota itu amat besar, dan dia tidak tahu di antara gedung-gedung yang banyak sekali itu, yang mana menjadi tempat tinggal Koksu dan para panglimanya.
Dia harus bekerja dengan hati-hati sekali. Koksu Bu Kok Tai bukanlah orang sembarangan, dan dia maklum akan kelihaian para panglima pengawalnya, sungguhpun Panglima Dampit telah tewas.
Menjelang pagi, Maya menuju ke pinggir tembok kota sebelah timur ketika ia mendengar suara ribut-ribut di sana.
Disangkanya bahwa seorang di antara anak buahnya menghadapi bahaya, maka dia cepat menuju ke tempat itu dan siap untuk menolong kalau benar seperti yang dikhawatirkannya.
Dia mendekam di atas sebuah wuwungan dan melihat seorang laki-laki sedang dikeroyok oleh banyak tentara.
Laki-laki itu tidak tampak jelas mukanya di dalam cuaca yang gelap, akan tetapi gerakannya hebat sekali! Bukan Kwa-huciang, juga bukan Theng-ciangkun.
Akan tetapi gerakannya malah lebih lihai daripada kedua orang pembantunya. Bahkan mungkin tidak di sebelah bawah kelihaian Can Ji Kun sendiri! Diam-diam Maya menjadi heran sekali.
Orang itu lihai, pikirnya, dan kenyataannya bahwa dia dikeroyok tentara-tentara Sung membuktikan bahwa orang itu tentulah seorang penyelundup dari luar pula. Akan tetapi dari mana?
“Mundur kalian semua! Orang-orang tolol tidak mengenal orang! Aku adalah putera seorang panglima!” Laki-laki itu mengamuk, merobohkan para pengeroyok sambil membentak-bentak.
“Ha-ha-ha, di kota berkeliaran mata-mata dan biar kau mengaku putera raja sekalipun, siapa mau percaya? Kami tidak pernah bertemu denganmu!”
Pimpinan pasukan yang mengeroyok tertawa dan pengeroyokan menjadi makin ketat. Mendengar bahwa orang lihai itu mengaku sebagai putera Panglima.
Maya mendapatkan sebuah akal yang cerdik dan berani. Kalau dia bisa menolong dan mengikat persahabatan dengan orang itu, tentu amat berguna bagi penyelidikannya.
Pikirnya dan dia lalu melompat turun langsung menyerbu para tentara yang mengurung pria itu. “Heiii…. kau…. ehhh…. !”
Pria itu bukan lain adalah Suma Hoat! Ketika dia menyusul ayahnya di kota Siang-tan dan menyaksikan kekacauan malam itu dia sengaja keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Dalam penyelidikannya inilah dia dicurigai dan dikepung oleh pasukan yang memang belum pernah melihat pemuda yang belum lama kembali ke tempat asalnya itu.
Maya tidak mempedulikan seruan pemuda itu. Seorang panglima yang berpakaian preman, pada waktu itu banyak panglima berpakaian preman untuk menjadi penyelidik dan menangkapi mata-mata, menyerang…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader