BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Kepala para pengungsi lalu melesat ke kanan kiri! Tentu saja para pengungsi menjadi geger dan melihat bahwa yang berkelahi hanya dua orang biasa.
Mereka yang kena injak dan yang memiliki kepandaian, melawan dan memukul. Namun, dua orang itu lihai sekali.
Sehingga setiap serangan dari para pengungsi yang marah karena dikacau dua orang itu, dalam dua tiga gebrakan saja sudah terpukul roboh dan mereka berdua melanjutkan perkelahian mereka!
Melihat ini, Can Ji Kun dan Ok Yan Hwa sudah marah sekali, hendak meraba pedang yang mereka sembunyikan di balik baju.
Akan tetapi Maya menyentuh lengan mereka, berkedip dan menggoyang kepala sehingga mereka terpaksa menelan kemarahan mereka.
Terhadap dua orang yang benar-benar tidak mengenal tempat dan keadaan, berkelahi di antara bagitu banyak orang sehingga menimbulkan kepanikan.
Tiba-tiba orang yang bertopi bulu domba itu mengelak sambil meloncat ke tempat rombongan Maya.
Seperti tidak disengaja, dia turun dan hendak menginjak pundak Can Ji Kun untuk dipergunakan sebagai landasan! Tentu saja Ji Kun tidak sudi pundaknya diinjak.
Dia miringkan tubuh, tangannya menyambar ke atas menotok lutut orang dan sambil berteriak kaget orang itu roboh terguling!
Lawannya yang berjenggot pendek menerjang maju, melampaui kepala Yan Hwa, dan gadis itu pun menampar ke atas.
Mengenai tulang betis Si Jenggot Pendek yang terjungkal pula menimpa tubuh lawannya. Mereka berdua sudah cepat meloncat bangun, menahan rasa nyeri pada lutut dan tulang betis.
Kemudian keduanya tiba-tiba bersuit keras sambil meloncat ke pintu “Tangkap mereka!” Kedua orang itu berseru dan dari luar masuklah puluhan orang tentara yang bersenjata lengkap.
Sedangkan di luar pintu masih tampak banyak sekali anggauta tentara. Jumlah mereka ada seratus orang lebih! “Berpencar! Lari….!” Maya berbisik.
Maklumlah dia bahwa perkelahian antara dua orang tadi hanyalah sandiwara belaka. Agaknya mereka adalah panglima – panglima yang menyamar dan melakukan penyelidikan.
Karena kota Sian-yang di utara telah kebobolan karena adanya penyelundupan mata-mata musuh yang lihai, maka kini Koksu Bu Kok Tai tidak mau membiarkan hal itu terulang di kota Siang-tan.
Dia maklum bahwa mata-mata musuh hanya dapat menyelinap masuk di antara pengungsi, maka dia mengatur rencana itu.
Untuk mengetahui siapa di antara pengungsi-pengungsi yang berkepandaian tinggi dan mereka itu harus ditangkap untuk diperiksa.
Kalau ternyata mata-mata, tentu akan dihukum mati, sebaliknya kalau bukan mata-mata, akan dapat dipergunakan untuk membantu mempertahankan kota.
Siasat ini dilakukan pada saat yang sama dan bukan hanya di tempat Maya dan teman-temannya berkumpul saja terjadi perkelahian sandiwara itu.
Akan tetapi juga di tempat-tempat lain di mana para pengungsi berkumpul. Dan pada saat pasukan-pasukan menyerbu ke ruangan itu, di lain tempat juga terjadi hal yang sama.
Yaitu penangkapan-penangkapan atas diri orang-orang yang memiliki kepandaian tinggi, yang terkena pancingan perkelahian palsu tadi!
Maya dan empat orang temannya cepat meloncat dan menyerbu keluar. Dua orang yang tadi bersandiwara, cepat memerintahkan pasukan men…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader