BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sepak terjangnya seperti seekor naga betina, berhasil lolos dari kepungan para pengawal, bahkan menolong pula temannya.”
Semua orang tercengang dan cara Si Kakek bercerita yang disertai gerakan kedua tangannya mendatangkan kesan mendalam terhadap para pendengarnya.
Terutama sekali kepada Maya dan temantemannya, tentu saja. Maya merasa yakin kini bahwa gadis itu tentulah Siauw Bwee. Gadis mana lagi di dunia ini yang memiliki ilmu kepandaian selihai itu?
Dia maklum bahwa kepandaian sumoinya amat tinggi, tidak banyak selisihnya dengan dia sendiri, bahkan dia tidak berani memastikan bahwa dia akan dapat memenangkan sumoinya itu!
Selagi dia hendak bertanya kepada kakek itu lebih jelas tentang diri Kam-busu, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut di sebelah luar gedung itu.
Suara teriakan-teriakan orang berkelahi! Mendengar ini, otomatis para pengungsi menjadi pucat wajahnya dan mereka bergegas menyiapkan barang-barang bawaan, ada yang segera menggendong anaknya.
Tak seorang pun berani membuka suara sehingga keadaan yang sunyi itu membuat suara gaduh di luar makin terdengar jelas. Tak salah lagi, ada dua orang tengah berkelahi sambil saling memaki.
“Hendak lari ke mana kau, keparat?” terdengar bentakan disusul gedebak-gedebuknya kaki berlari memasuki gedung. Kembali terdengar suara perkelahian, di dalam gedung, dekat dengan ruangan itu.
Mendengar suara perkelahian ini makin dekat dengan ruangan itu, seorang kakek yang pucat ketakutan cepat menutupkan daun pintu yang menembus ruangan itu kemudian bergegas ia duduk kembali.
Semua mata terbelalak memandang kepada pintu yang tertutup itu dan dari balik pintu terdengar suara perkelahian, kini berdesingnya senjata.
Jantung mereka menjadi makin tegang dan berdebar. “Brakkkkk!” Daun pintu pecah, berantakan dan tubuh seorang laki-laki tinggi besar yang tadi terlempar menubruk daun pintu.
Jatuh terjengkang di atas daun pintu di sebelah dalam ruangan. Anak-anak menjerit, juga para wanita, dan semua orang terbelalak memandang.
Akan tetapi menjadi agak lega ketika melihat bahwa yang berkelahi bukanlah tentara, berarti bahwa di luar tidak terjadi perang.
Yang berkelahi hanyalah dua orang laki-laki setengah tua. Akan tetapi kini orang yang jatuh cepat mencelat ke samping ketika lawannya, seorang kakek ber jenggot pendek, menubruknya.
Kakek berjenggot pendek itu ternyata lihai sekali. Biarpun dia bertangan kosong, ternyata lawannya yang memegang sebatang golok telah terlempar sampai tubuhnya membobol daun pintu.
Kini kakinya melayang menyusul tubrukannya yang tak berhasil tadi. Lawannya berseru marah, tangannya tertendang sehingga goloknya terlepas.
Dengan gerengan seperti seekor biruang terluka, orang yang memakai topi bulu domba ini membalas dengan pukulan-pukulan dahsyat.
Dan bertandinglah kedua orang itu di tempat yang amat sesak dengan para pengungsi itu! Maya dan teman-temannya tetap duduk dengan sikap tenang.
Mereka mendapat kenyataan bahwa kedua orang yang berkelahi itu memiliki ilmu kepandaian yang tinggi.
Gerakan mereka tangkas sekali dan biarpun tempat itu penuh sesak dengan pengungsi, mereka dapat bertanding dengan berloncatan ke sana-sini.
Melewati kepala orang, bahkan kadang-kadang menggunakan kaki mereka meloncat dari pundak dan…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader