BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – dari Sam-suheng karena itulah maka menyebut Ji-suheng sebagai supeknya.” “Hemm, kalau saja dia dapat kita tarik menjadi pembantu, akan menguntungkan sekali.
Suma-sicu, dapatkah kau membujuknya untuk berplhak kepada kita?” “Akan saya coba, Seng-jin.” “Baik, kalau begitu harap kau suka menyusulnya.
Biarkan dia memilih, langsung membantuku atau membantu ayahmu. Dengan tenaga-tenaga lihai seperti dia, perjuangan kita akan makin berhasil.
Kami akan kembali dan mempersiapkan pasukan untuk memberi pukulan-pukulan terakhir setelah Mancu dan Sung berhantam sendiri di selatan.”
Mereka berpisah dan Suma Hoat cepat pergi mengejar Ji-suhengnya dan gadis jelita yang telah memikat hatinya.
Mendengar betapa dara itu dipuji-puji Pek-mau Seng-jin, dia menjadi makin tertarik. Benar-benar seorang dara pilihan, pikirnya.
Dahulu, dia tergila-gila kepada Ciok Kim Hwa, seorang gadis lemah. Sekarang dara yang datang bersama ji-suhengnya itu.
Selain memiliki daya tarik lebih hebat daripada Ciok Kim Hwa juga memiliki ilmu kepandaian tinggi! Pantas menjadi kawan hidupnya.
Untuk mendapatkan cinta gadis seperti itu sebagai isterinya, dia siap meninggalkan cara hidupnya yang lalu, yang penuh petualangan dan dosa!
Demikianlah, dapat dibayangkan betapa girang hati Suma Hoat ketika dia bertemu dengan Coa Leng Bu dan Khu Siauw Bwee yang memang menantinya di kota kecil itu.
Kedua orang itu sedang makan pagi di sebuah warung ketika Suma Hoat datang. “Ahhh, Ji-suheng! Untung sekali aku dapat menyusul kalian di sini!” katanya sambil menatap wajah Siauw Bwee dengan jantung berdebar.
Bukan main! Pagi ini gadis itu tampak makin cantik mempesonakan. Biarpun mulut Suma Hoat mengeluarkan kata-kata gembira seperti itu.
Namun dia berdiri terpesona memandang Siauw Bwee, seolah-olah kedua kakinya tidak kuat menaiki anak tangga rumah makan itu!
Menyaksikan sikap pemuda itu, Siauw Bwee mengerutkan alisnya dan tiba-tiba kedua pipinya menjadi merah.
Pandang mata pemuda itu dengan jelasnya memancarkan isi hatinya kepadanya! Siauw Bwee tidak mampu melawan pandang mata seperti itu lebih lama lagi dan ia menunduk.
Sedangkan Coa Leng Bu yang melihat sikap sutenya ini lalu menegur, “Sute, mari duduklah. Kenapa berdiri saja di situ?”
Suma Hoat sadar, kedua pipinya menjadi merah, jantungnya berdenyut aneh dan ia merasa heran sekali, cinta yang datang dari hati.
Dia yang sudah bermain cinta dengan banyak gadis cantik dari segala golongan, kenapa sekarang sama sekali tidak berdaya menghadapi gadis ini?
Ia lalu menaiki anak tangga, dan duduk di atas bangku berhadapan dengan Siauw Bwee, di sebelah kiri suhengnya.
“Ji-suheng, aku mendengar bahwa kau terluka pundakmu. Bagaimana lukamu? Apakah sudah sembuh?”
“Hanya luka daging, tidak berbahaya, Sute.” “suheng, Nona ini adalah yang kausuruh aku bantu di Sian-yang tempo hari. Siapakah dia?
Harap Suheng memperkenalkan.” Siauw Bwee mengangkat muka dan kini dia menatap wajah orang muda…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader