BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Bersikap seperti itu, tanpa memasang kuda-kuda teguh seperti yang biasa dilakukan ahli-ahli silat. “Sambutlah, Nona!”
Pek-mau Seng-jin mulai dengan serangan pertama. Tangan kirinya bergerak menyambar dari samping menuju ke arah leher Siauw Bwee.
Angin pukulan yang panas sekali menyambar, diikuti oleh lengan baju yang menampar muka, kemudian dalam detik berikutnya.
Disusul pula oleh jari-jari tangan yang melakukan totokan-totokan ke arah lima jalan darah di kedua pundak kanan kiri leher dan tenggorokan!
Bukan main hebatnya serangan ini yang sekali gerak telah mengandung lima serangan. Baru angin pukulan itu saja sudah amat berbahaya.
Tidak kalah bahayanya dengan tamparan ujung lengan baju atau totokan-totokan itu sendiri yang rerupakan inti serangan! Namun Siauw Bwee tidak menjadi gentar.
Tanpa menggeser kaki, tubuh atasnya melirik ke belakang dan lengan kanannya yang kecil menangkap dengan berani.
“Plakk! Brettt….!” Pek-mau Seng-jin meloncat ke belakang dengan mata terbelalak heran. Dia tidak mengenal gerak tangan Siauw Bwee tadi yang amat cepat dan hal ini tidak aneh.
Karena dara ini menggunakan ilmu gerak tangan kilat yang merupakan kepandaian khusus dari kaum kaki buntung!
Dengan gerakan kilatnya, sambil menangkis serangan tadi, jarinya dapat digerakkan dengan pemutaran pergelangan tangan cepat sekali.
Sehingga dari samping ia berhasil melubangi ujung dengan baju kakek berambut putih itu! “Kau…. apakah engkau dara perkasa yang telah membunuh panglima dampit dari Kerajaan Sung?”
Siauw Bwee terkejut dan kagum. Agaknya Koksu Yucen ini mempunyai banyak mata-mata yang telah menyelundup ke dalam gedung pembesar Sian-yang sehingga mengetahui pula peristiwa itu.
“Kalau betul demikian, mengapa?” tanyanya dengan tenang. “Aihh….! Nona yang perkasa! Kita sepaham dan sehaluan!
Marilah engkau bekerja sama dengan kami menghadapi bangsa Mancu yang biadab dan Kerajaan Sung yang sudah hampir roboh!”
“Pek-mau Seng-jin, aku tidak mau mencampuri urusan negara dan perang. Kalau kau tidak ingin melanjutkan pertandingan gila ini, biarkan aku dan Supek pergi.”
“Engkau keras kepala! Apa kaukira akan mampu menandingi Pek-mau Sengjin? Jaga serangan!” Kini kakek itu mengeluarkan seruan keras dan nyaring sekali.
Seruan yang dikeluarkan dengan tenaga khi-kang sehingga melengking tinggi dan mengejutkan semua orang.
Bahkan para pembantunya hampir tidak kuat bertahan kalau tidak cepat mengerahkan tenaga sin-kang untuk melawan lengking itu.
Pemilik warung dan para pelayannya yang masih bersembunyi, seketika roboh pingsan! Namun Siauw Bwee tetap tenang dan melihat kini kakek itu menerjangnya dengan dahsyat.
Ia cepat mengelak dengan gerakan kakinya yang lincah sambil balas memukul dari samping dengan pengerahan sin-kang yang mengandung tenaga Im-kang kuat sekali. Pek-mau Seng-jin menangkis.
“Dukkk!” Keduanya terlempar ke belakang, akan tetapi kalau Siauw…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader