BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Setelah dia menjadi pembantu utama Pek-mau Seng-jin yang melatihnya dengan jurus – jurus silat tinggi, panglima ini benar-benar merupakan seorang lawan yang amat tangguh.
Hal ini dapat diduga oleh Siauw Bwee, maka dia berkata, “Supek, biarkanlah saya yang maju karena Supek tentu lelah sekali.”
Akan tetapi Coa Leng Bu menggeleng kepala. Sebelum dia kalah, lebih baik gadis itu jangan turun tangan yang tentu akan menimbulkan persoalan yang lebih berat lagi.
Sekali gadis itu turun tangan, dia tidak berani tanggung apakah lawan masih dapat keluar dari pertandingan dengan hidup-hidup.
Pula, agaknya yang merupakan lawan terberat hanyalah kakek yang bernama Pek-mau Seng-jin itu, maka biarlah kakek itu nanti bertanding melawan Siauw Bwee.
“Tidak, aku masih belum kalah,” jawabnya dan cepat ia maju sambil berkata, “Sahabat, siapakah nama besarmu?” Dailuba tertawa bergelak.
“Namaku sama sekali tidak terkenal, Coa-enghiong. Namaku adalah Thai Lu Bauw, seorang kasar yang hanya mempelajari sedikit ilmu.
Mana bisa dibandingkan dengan engkau yang memiliki Jit-goat-sin-kang? Harap kau suka mulai.” Coa Leng Bu menggeleng kepala.
“Bukan kami yang menghendaki pertandingan ini, Thai-sicu. Engkau majulah!” “Lihat serangan!” Gerakan Dailuba berbeda dengan gerakan Tiat-ciang-siucai Lie Bok tadi.
Gerakan orang tinggi besar ini lambat sekali ketika tangan kanannya yang dibuka itu menyerang dengan dorongan ke arah dada Leng Bu.
Akan tetapi, Coa Leng Bu sebagai seorang yang sudah banyak menga lami pertandingan, tidak mau memandang rendah dan dugaannya ternyata tepat karena ketika ia menangkis pukulan itu.
Dia terdorong sampai dua langkah, sedangkan lawannya terus melangkah maju dan mengirim dorongan lanjutan dengan tangan kiri.
Ternyata Si Tinggi Besar ini memiliki tenaga yang luar biasa kuatnya! Terpaksa Coa Leng Bu menangkis dengan pengerahan tenaga Jit-goat-sin-kang.
Sehingga dua tenaga raksasa bertemu dan keduanya tergoyang. Ketika Leng Bu hendak menarik kembali lengannya.
Dia kaget bukan main karena lengannya itu lekat pada lengan lawan, seolah-olah tersedot dan tak dapat dilepas lagi dan pada saat itu tangan kanan Dailuba telah datang lagi menampar ke arah kepalanya!
Tahulah dia bahwa lawannya ini telah melatih sin-kangnya dengan tenaga menyedot dan menempel, maka dia cepat miringkan kepala dan mendahului dengan sodokan tangan kiri ke arah perut lawan.
“Plakkk!” Lengannya yang tertempel itu terlepas, akan tetapi dapat dibayangkan betapa heran dan kagumnya hati Leng Bu.
Ketika merasa betapa sodokannya ke perut yang mengenai sasaran dengan tepat tadi seolah-olah tidak terasa oleh lawan, bahkan jari tangannya terasa nyeri.
Dailuba menggerakkan kakinya yang panjang dan besar menyerang kaki lawan. Leng Bu cepat meloncat ke atas, akan tetapi angin yang menyambar dari kaki Si Tinggi Besar membuat dia hampir terpelanting!
Coa Leng Bu menjadi penasaran sekali, lalu dia menyerang dengan cepat, menggunakan jurus – jurus simpanan dan mengerahkan tenaga Jit-goat-sin-kang.
Namun, melihat betapa Dailuba dapat menahan serangan…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader