BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Seolah-olah tidak terjadi sesuatu di depan hidungnya! Pertandingan itu membuat mereka yang hadir di ruangan itu melongo, kecuali koksu.
Pengawal raksasa itu adalah seorang yang terkenal amat kuat dan amat lihai ilmu goloknya, namun dalam segebrakan saja hidungnya telah pecah oleh tendangan Si Dara Perkasa.
Bahkan kini serangannya yang bertubi-tubi itu dihadapi dara itu seenaknya saja, selalu mengelak tanpa membalas namun belum pernah golok itu menyerempet sasarannya.
Bu-koksu tentu saja dapat mengenal orang pandai. Ia memandang dengan mata berkilat dan wajah berseri.
Dia merasa beruntung sekali bisa mendapatkan seorang pembantu seperti Kam Han Ki, kajau kini gadis jelita yang mengaku adik seperguruan Kam Han Ki itu suka menjadi pembantunya.
Ahhh, betapa akan senang hatinya, betapa akan aman dirinya dikawal oleh kakak beradik selihai itu.
Diam-diam ia memberi tanda dan pengawal raksasa ke dua yang juga berpakaian perang itu meloncat maju sambil menyeret tombaknya.
Tombak gagang panjang yang beratnya tidak kurang dari seratus lima puluh kati! Begitu sampai di tempat pertempuran.
Pengawal ini sudah menggerakkan tombak panjangnya dengan lagak seperti Kwan Kong (tokoh sakti dalam cerita Samkok) membantu kawannya menusuk ke arah pusar Siauw Bwee.
Dara itu tadi memang sengaja mempertontonkan kelincahannya, bukan hanya untuk menarik hati koksu agar dapat menghargai kepandaiannya.
Akan tetapi juga untuk menarik perhatian suhengnya yang ternyata disambut dengan sikap tak acuh itu.
Dia menjadi marah, apalagi kini melihat pengawal ke dua sudah maju. Dengan suara melengking panjang dia sudah mencelat tinggi dan tahu-tahu telah berada di belakang pengawal ke dua ini.
Pengawal itu cepat menyodokkan gagang tombaknya ke belakang, menggunakan pendengarannya untuk mengikuti gerakan lawan tadi karena matanya kalah cepat.
Akan tetapi kembali Siauw Bwee sudah mencelat ke kiri dan melihat golok menyambar, secepat kilat tangannya mengejar punggung golok lawan dan mendorong punggung golok itu.
Sehingga senjata ini menyeleweng ke arah pengawal ke dua yang memegang tombak panjang. “Tranggg! Heiii, lihat golokmu, jangan ngawur!”
Si Pengawal Bertombak mencela kawannya dan dia menggerakkan tombaknya menyerang Siauw Bwee setelah tadi menangkis golok kawannya.
Kini Siauw Bwee tidak mau menyia-nyiakan waktu lagi dengan main kelit dan mempertontonkan kelincahannya.
Tusukan tombak itu yang menuju ke ulu hati, diterimanya begitu saja dan hanya setelah ujung tombak tinggal sejengkal dari dadanya.
Ia mendoyongkan tubuh ke kiri sehingga tombak itu menembus melalui celah-celah di antara dada dan lengan kanannya.
Ia menurunkan lengan menjepit leher tombak, memegang gagang tombak dengan tangan kanan dan menarik sambil mengerahkan sin-kang.
Pengawal itu terkejut sekali, khawatir kalau tombaknya terampas maka dengan kedua tangannya ia membetot gagang tombaknya.
Tenaganya memang besar sekali, tenaga gwa-kang (luar) yang mengandalkan kekuatan otot. “Hekkk!”
Tiba-tiba tubuhnya terjengkang karena Siauw Bwee mempergunakan kesempatan selagi lawan membetot tombak, dia membarengi mendorong dan gagang tombak yang tidak runcing itu.
Tepat menotok dada pemiliknya sehingga seketika napasnya sesak dan perutnya…..si Koksu makin kagum…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader