BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Penunjuk jalan, aku ikut di belakangmu,” kata Yan Hwa di tengah jalan. Cia Kim Seng memandang dengan wajah berseri.
Biarpun dalam ilmu silat, wanita ini amat angkuh dan keras hati tidak mau kalah, akan tetapi dalam hal lain cukup jujur dan berwatak gagah, maka ia menjawab,
“Baiklah, akan tetapi tentang keselamatanku di jalan, aku sepenuhnya mengandalkan perlindunganmu.”
“Jangan khawatir, Cia-huciangkun aku akan selalu menjaga.”
Mereka membalapkan kuda dan setelah melakukan perjalanan belasan li jauhnya, mereka tiba di padang rumput.
Dari depan nampak mengebul debu tebal dan tinggi. Mereka menahan kuda dan Cia Kim Seng mengerutkan alisnya yang tebal sambil memandang ke depan penuh perhatian.
Tak salah lagi, di sana terdapat barisan besar yang sedang berperang. Entah barisan mana yang agaknya sedang mengundurkan diri ke sini itu.”
Tiba-tiba Yan Hwa berseru keras, “Awas belakangmu!”
Cia Kim Seng membalikkan kuda dan pada saat itu terdengar gonggongan anjing yang riuh-rendah.
Ketika mereka memandang, banyak sekali serigala keluar dari padang rumput. Demikian banyaknya sehingga kuda yang ditunggangi dua orang itu meringkik-ringkik ketakutan.
“Kita lari….!” Cia Kim Seng berteriak.
“Jangan! Percuma, kuda-kuda kita akan dapat disusulnya. Tunggu!” Yan Hwa berseru karena ia melihat penglihatan yang amat aneh.
Di antara serigala-serigala itu, merangkak paling depan, tampak seorang laki-laki berkepala gundul, hanya memakai celana hitam sebatas betis yang sudah robek-robek ujungnya.
Laki-laki ini merangkak seperti serigala, dan mulutnya mengeluarkan bunyi menggonggong dan agaknya dia memimpin barisan serigala itu!
“Pergunakan cambuk melindungi diri, Cia-hu-ciang! Aku akan menangkap manusia serigala itu. Tentu dia pemimpinnya!”
Setelah berkata demikian, Yan Hwa meloncat dari atas kudanya dan langsung menerkam Si Kepala Gundul.
Manusia serigala itu tiba-tiba meloncat berdiri, tertawa-tawa dan menyambut datangnya tubuh Yan Hwa dengan kedua tangan mencengkeram dan mulut dibuka lebar untuk menggigit!
Yan Hwa merasa ngeri, akan tetapi dia sama sekali tidak menjadi takut dan gugup. Sambutan serangan ini dapat ia elakkan dan kakinya terayun menendang dari samping.
“Desss!” Tendangan kaki Yan Hwa tepat mengenai lambung laki-laki aneh itu, akan tetapi ternyata dia memiliki tubuh yang kebal dan kuat sehingga ketika tubuhnya terguling.
Dia sudah bangkit lagi dan mengeluarkan suara menggonggong keras. Mendengar suara ini, enam ekor serigala menerjang maju.
Akan tetapi dengan mudah Yan Hwa menggerakkan kedua kakinya, menendangi binatang-binatang itu sehingga terlempar jauh.
Melihat betapa Cia Kim Seng dikeroyok banyak serigala sehingga repot mengayun pecut ke kanan kiri tubuh kudanya yang meringkik-ringkik ketakutan dan keadaannya benar terancam bahaya.
Yan Hwa maklum kalau dia tidak cepat bertindak, mereka akan terancam bahaya maut dan dia merasa enggan untuk menggunakan pedang pusakanya membunuh…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader