BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Bocah ini masih terlalu kecil, kita pelihara dulu sampai menjadi segar dewasa. Lihat, dia sudah hampir mati kelelahan.
Lebih baik kita mencari bunga di dusun itu dan berpesta-pora!” terdengar suara seorang di antara mereka. Setelah Bhutan tewas, empat belas orang itu merupakan gerombolan tanpa pimpinan.
Yang tentu saja menjadi lebih buas seperti srigala-srigala tanpa bimbingan. Sambil bersorak-sorak, empat belas orang itu menyerbu dusun.
Dua orang penjaga di pintu pagar dusun, mereka bunuh tanpa banyak cakap lagi. Mulailah lagi perbuatan jahat dan penuh kebuasan melanda dusun itu.
Penduduknya yang terkejut karena tak menyangka akan diserbu pada pagi hari itu, menjadi geger! Ada sebagian penduduk yang nekad melakukan perlawanan.
Namun tentu saja mereka itu bukan tandingan gerombolan bekas pasukan pengawal yang rata-rata memiliki kepandaian tinggi itu.
Mulailah terjadi pembunuhan, disusul perampokan, pembakaran dan perkosaan. Mulailah terdengar pekik-pekik mengerikan, pekik kematian dicampur dengan jerit-jerit penuh ketakutan, jerit-jerit para wanita yang diperlakukan semaunya oleh gerombolan itu.
Sementara itu Maya tidak mendapat kesempatan untuk lari karena sewaktu para gerombolan menyerbu dusun, kaki tangannya dibelenggu kuat-kuat dan dia dipaksa menunggu mereka dalam keadaan tidak dapat bergerak.
Hanya sepasang matanya yang lebar menyaksikan semua kekejian yang terjadi di dusun itu. Seperti biasa pula pada akhir penyerbuan sebuah dusun.
Para gerombolan ini menyeret wanita yang mereka pilih, ada yang sibuk mengumpulkan benda-benda berharga, ada yang minum arak sampai mabok.
Dan di antara asap rumah-rumah yang masih menyala, mereka tertawa-tawa dan berkumpul di dekat tumpukan mayat-mayat, memandang rumah terbakar.
Ada yang mulai mengganggu wanita di depan mata kawan-kawannya, ada yang bernyanyi-nyanyi, menyanyikan lagu kemenangan barisan tentara Khitan.
Semua ini terjadi dengan hiruk-pikuk dan Maya terpaksa harus menonton semua yang terjadi di depan mata karena ia berada di tengah-tengah antara mereka.
Belenggunya sudah dilepas dan dia menjadi muak dan pening. Di belakangnya, tiga orang gerombolan sedang mengganggu tiga orang wanita yang menjerit-jerit di antara suara ketawa mereka.
Di depannya juga ada dan di kanan kiri, gerombolan-gerombolan itu tertawa-tawa, minum-minum dan mengamat-amati hasil rampokan mereka dengan gembira!
Tiba-tiba terdengar derap kaki kuda banyak sekali mendatangi dusun yang terbakar itu. Empat belas orang gerombolan bekas pengawal menjadi terkejut.
Akan tetapi mereka sudah terlalu mabok, mabok oleh arak dan mabok nafsu sehingga mereka terlambat untuk mengetahui bahwa yang datang adalah pasukan musuh.
Pasukan bangsa Yucen yang berjumlah lima puluh orang! Tahu-tahu mereka diserbu oleh pasukan Yucen yang banyak jumlahnya itu dan terjadilah perang tanding yang berat sebelah.
Biarpun gerombolan bekas pengawal ini rata-rata memiliki kepandaian tinggi, namun mereka itu sudah setengah mabok dan jumlah mereka kalah banyak.
Mereka melakukan perlawanan gigih dan mengamuk. Melihat kesempatan ini, Maya berusaha untuk melarikan diri.
Ia meloncat, akan tetapi sebuah tamparan seorang pengawal terdekat membuat ia roboh terpelanting dan pingsan di antara tumpukan mayat!….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader