BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – askan nafsu, dan habis perkara. Tidak ada bakas-bekasnya lagi. Engkau tahu aku siapa?”
“Engkau seorang pendekar yang perkasa, yang kucinta….!”
“Ha-ha-ha! Sama sekali bukan, Nona manis. Aku adalah seorang yang dikutuk banyak orang, yang dianggap sejahat-jahatnya. Aku dijuluki Jai-hwa-sian!
Engkau tahu artinya? Jai-hwa-sian Si Dewa Pemerkosa Wanita! Entah sudah berapa banyak bunga kupetik (Jai-hwa-sian berarti Dewa Pemetik Bunga).
Akan tetapi, bukan kupatahkan tangkainya melainkan kupetik atas kerelaan si bunga sendiri. Ha-ha-ha! Aku penjahat besar Jai-hwa-sian dan engkau seorang di antara ratusan orang korbanku.
Mau Ikut? Mencintaku? Ha-ha, menggelikan sekali. Selamat tinggal, Nona manis, apa yang terjadi semalam itu hanya menjadi kenangan manis.”
Sekali berkelebat, laki-laki itu telah lenyap dari dalam kamar yang mewah. Hanya bayangan saja tampak melayang keluar dari jendela kamar yang seketika menjadi sunyi senyap, kemudian disusul dengan isak tangis tertahan dara itu.
Terbayanglah semua yang terjadi oleh dara jelita itu. Tiga hari yang lalu, ketika dia bersama ayahnya berpesiar naik perahu di telaga, perahunya bertumbukan dengan perahu lain dan terguling.
Untung dari perahu yang menumbuknya itu meloncat keluar seorang pemuda tampan dan gagah yang menyambar dia dan ayahnya.
Bahkan membalikkan perahu sekaligus, dan menurunkan mereka di atas perahu. Ayahnya seorang kaya raya dan tentu saja para pelayan yang berada di perahu lain cepat memberi pertolongan.
Akan tetapi andaikata tidak ada pemuda itu, agaknya ayahnya dan dia akan mengalami kekage tan dan basah kuyup sebelum tertolong.
Setelah menolong, pemuda itu tidak menanti ucapan terima kasih, langsung meloncat ke perahunya sendiri yang ddidayung pergi dengan cepat, tidak mempededulikan teriakan ayahnya.
Akan tetapi, ketika tadi menolongnya, menyambar tubuhnya, ia mendengar bisikan pemuda itu di telinganya, “Malam nanti aku menerima terima kasihmu di dalam kamarmu, Nona manis.”
Sehari itu Si Dara gelisah, akan tetapi kadang-kadang kedua pipinya menjadi merah dan jantungnya berdebar tidak karuan kalau ia terbayang akan wajah yang tampan.
Bentuk tubuh yang gagah dan sikap yang halus dari pemuda itu. Dan dia tidak berani menceritakan tentang bisikan itu kepada orang tuanya.
Benarkah pemuda itu membisikkan kata-kata seperti itu?” Ah, tidak mungkin! Betapapun juga, hatinya menjadi gelisah dan malam itu ia mengunci semua jendela dan pintu kamarnya.
Setelah merebahkan diri dan menjelang malam baru pulas dengan hati lega akan tetapi juga kecewa, lega karena yang dlkhawatirkan tidak terjadi akan tetapi juga kecewa mengapa tidak terjadi (wanita memang aneh), tertidurlah Si Dara manis.
Akan tetapi, belum lama ia pulas, ia terbangun dan dapat dibayangkan betapa kaget hatinya ketika mendapat.
Kenyataan bahwa pemuda yang dibayangkan setiap detik sebelum pulas tadi kini telah rebah di sampingnya!
Dia memang ada mengharapkan hal ini, akan tetapi setelah benar-benar terjadi ia kaget dan takut, lalu membuka mulut hendak menjerit.
Akan tetapi sekali bergerak, jari tangan pemuda itu telah menotok jalan darah di lehernya membuat dia tak dapat mengeluarkan suara. Kemudian, dengan halus dan menarik, pemuda itu mencumbu rayu…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader