BEBASBARU.ID, KRIMINAL – Setelah sempat di kabarkan tewas kecelakaan, namun banyak ke janggalan, kini polisi berhasil ungkap otak pembunuhnya Juwita.
Pelakunya adalah Jumran alias J, seorang anggota TNI dari Pangkalan Angkatan Laut Balikpapan, Kalimatan Timur, dengan pangkat Kelasi Satu.
TNI AL pun sudah menyatakan hal ini, kalau Jumran alias J memang otak dari pembunuhan Juwita, yang ternyata calon suam korban sendiri.
Juwita ditemukan tewas di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, Sabtu (22/3/2025) sore yang lalu.
Dikutip BEBASBARU dari tribunnews.com, penyebab kematian Juwita dinilai janggal, sehingga organisasi pers dan rekan sesama jurnalis di Banjarbaru mendesak Polres Banjarbaru untuk melakukan penyelidikan.
Setelah lima hari kematiannya, terduga pelaku pembunuh Juwita pun mulai terungkap.
Terduga pelaku berinisial J merupakan anggota TNI AL dari Pangkalan Angkatan Laut Balikpapan, Kalimatan Timur, dengan pangkat Kelasi Satu.
Hal itu terungkap setelah Datasemen Polisi Militer Lanal Balikpapan menggelar konferensi pers. Tak hanya itu, motif dan hubungan korban dan terduga pelaku juga ikut terungkap.
Diketahui sang jurnalis atau korban memiliki hubungan asmara dengan terduga pelaku. Bahkan korban Juwita dan J akan menikah dalam waktu dekat.
Hal itu diungkap oleh rekan kerja hingga keluarga korban yang mengetahui bahwa korban dan pelaku berstatus pacaran.
“Mereka berpacaran dan informasinya akan menikah dalam waktu dekat,” kata rekan kerja Juwita, Devi, dikutip dari TribunBanjarbaru, Kamis (27/3/2025).
Saat dikonfirmasi soal status antara pelaku dan korban, pihak keluarga juga membenarkan kedekatan keduanya.
Keluarga mengetahui kalau Juwita dan terduga pelaku memang berpacaran. Sementara itu, pihak TNI AL belum menggungkap hubungan antara Juwita dengan tersangka.
“Kami masih mendalami hubungan antara korban dan tersangka serta motif di balik kejadian ini. Kami mohon kesabaran rekan-rekan media, dan perkembangan lebih lanjut akan segera kami sampaikan,” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip dari Tribun Kaltim.
Pihaknya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan memastikan akan memproses kasus tersebut secara transparan.
“Kami atas nama TNI Angkatan Laut mengucapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Kami juga memohon maaf atas kejadian ini dan memastikan bahwa jika terbukti bersalah, tersangka akan menerima sanksi serta hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku,” pungkasnya.
Kematian Juwita Janggal
Sejumlah kalangan dekat Juwita curiga kematian korban bukan karena kecelakaan tunggal. Rekan korban, Teny, mengungkapkan Juwita sempat membalas pesan Whatsapp-nya pada Sabtu pukul 10.49 Wita.
Namun pesannya pada pukul 12.01 Wita tak kunjung dibaca Juwita karena hanya menunjukkan centang dua.
“Begitu mendengar Juwita ditemukan tewas, saya segera menuju lokasi dan melihat sendiri barang-barang pentingnya hilang,” ungkap Teny. Barang yang hilang seperti telepon seluler dan dompet.
Kejanggalan lainnya adalah sejumlah luka yang ditemukan pada tubuh Juwita. Teny menjelaskan ada luka memar di bawah mata, leher bagian kiri, dagu dan punggung.
Luka-luka tersebut tidak seperti luka kecelakaan biasa. Apalagi korban ditemukan mengenakan helm. Selain itu, pakaian korban tidak menunjukkan bekas kotoran atau kerusakan yang biasanya terjadi pada kecelakaan.
“Jika itu kecelakaan, pakaian korban pasti kotor dan rusak. Tapi ini tidak,” jelas Teny.
Sedang Koordinator Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banjarmasin Rendy Tisna menyatakan posisi tubuh Juwita yang terlentang dan helm yang masih terpasang mengarah pada dugaan korban bukan jatuh akibat kecelakaan.
Saat ditemui BPost, Senin (24/3), seorang anggota keluarga korban menceritakan Juwita meninggalkan rumah pada Sabtu sekitar pukul 09.00-10.00 Wita.
Juwita meminta izin ke Guntung Payung. Namun siangnya, Juwita ditemukan tak bernyawa di Gunung Kupang.***