BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Kekejaman zionis Israel makin tak terkendali, sementara PBB sebagai lembaga sama sekali tak berdaya melarang Israel.
Di sisi lain, AS dan sekutunya Inggris serta Perancis malah mendukung kelakuan negara itu, untuk bumi hanguskan Palestina dan lakukan pembantaian setiap waktu ke warga sipil.
Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan Hamas, setidaknya 50 orang tewas pada Selasa (24/10/2023) malam dalam satu jam peningkatan serangan Israel di Jalur Gaza.
“Pendudukan Israel memperluas sasarannya ke beberapa wilayah di Jalur Gaza, menewaskan sekitar 50 orang yang mati dalam satu jam terakhir,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan AFP.
Serangan tersebut terjadi setelah militer Israel pada Sabtu (21/10/2023) berjanji meningkatkan serangan udaranya sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel.
Pejabat Palestina sebelumnya juga mengungkapkan lebih dari 700 warga mereka tewas dalam serangan udara Israel di Gaza. Angka itu jadi jumlah korban tewas tertinggi dalam 24 jam sejak Israel menyerang wilayah awal Oktober 2023.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dipimpin Hamas, seperti diberitakan Al Jazeera pada Selasa (24/10), mengungkapkan 704 orang tewas dalam 24 jam.
Juru bicara kementerian Ashraf Al-Qidra mengatakan itu adalah jumlah kematian tertinggi dalam 24 jam terakhir sejak dua minggu pemboman Israel.
Serangan Hamas yang disambut dengan perang oleh Israel itu telah meningkatkan konflik kedua belah pihak dan menyebabkan ribuan orang tewas, termasuk warga sipil.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa militer telah memukul Hamas dengan hari kekalahan terburuknya yang “paling parah” pada Senin (23/10/2023) lalu.
“Kami menyerang musuh dengan kekuatan besar. Kemarin, dalam serangan kami di Gaza, kami menyerang musuh dengan pukulan paling keras yang pernah mereka lakukan dalam satu hari,” kata Netanyahu kepada pasukan saat berkunjung tanpa memberikan rincian.
Namun, militer Israel pada Selasa (24/10) mengungkapkan telah menyerang lebih dari 400 “titik Hamas” di Gaza dan membunuh puluhan pejuang Hamas.
Mereka mengatakan pihaknya membunuh tiga wakil komandan Hamas dalam serangan tersebut. Mereka yang tewas yakni wakil komandan batalyon Nuseirat, Shati, dan Furqan
Israel pada awal Oktober dikejutkan dengan serangan Hamas terhadap komunitas di wilayah selatan yang menurut mereka telah membunuh lebih dari 1.400 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Kondisi tersebut yang kemudian diperkirakan membuat mereka bakal melancarkan invasi darat ke Gaza.
Hamas mengatakan serangan udara dan artileri Israel telah menewaskan 5.791 orang di Gaza termasuk lebih dari 2.000 anak-anak dan sekitar 1.400 wanita.
Sementara itu, dari pihak Israel, korban tewas tercatat setidaknya 1.400 orang sejak 7 Oktober.
Tak lama setelah perang berkecamuk, Israel memblokade total Jalur Gaza dan melarang bantuan kemanusiaan masuk. Hal itu membuat warga Palestina di Jalur Gaza terus mengalami krisis, terutama bahan bakar.
Beberapa truk bantuan sendiri sudah mulai memasuki Gaza sejak Sabtu (21/10). Meski begitu, truk-truk itu tak mencakup bahan bakar, salah satu komoditas yang sangat dibutuhkan di Gaza.
Sejumlah rumah sakit kini mulai gelap gulita akibat kehabisan bahan bakar untuk generator. Sejak dua pekan lalu, rumah sakit di Gaza menggunakan generator karena Israel memutus bahan bakar ke satu-satunya pembangkit listrik di wilayah itu.***