BEBASBARU.ID, KRIMINAL – Setelah viral dan di sebut sebagai kasus Sambo II, polisi akhirnya mulai buka-bukaan penyebab dan siapa pelaku pembunuhan Brigadir Nurhadi yang ditemukan tewas di vila di Lombok.
Polisi sebut, dua atasan Nurhadi awalnya selalu berkelit, apalag keduanya mantan penyidik dan pastinya tahu cara berbohong.
Sementara itu, sang Elma Agustina sebut, sang suami M Nurhadi sempat curhat kepadanya.
Diwawancarai Tribun Lombok dan di kutip BEBASBARU.ID, Selasa (15/07/2025), Elma Agustina menceritakan Nurhadi sempat curhat ke sang istri perihal pekerjaan.
“Dia (Nurhadi) itu selalu jujur sama saya mau ke mana-mana itu izin dulu, entah itu liburan, mau kerja atau mau main, tidak pernah tertutup,” akui Elma Agustina, dikutip pada Selasa (15/7/2025).
Kepada sang istri, Nurhadi bercerita soal sosok musuh tersembunyi di kantor. Ya, Nurhadi mengaku punya firasat tak enak soal rekannya yang tidak suka kepadanya.
“Waktu itu dia (Nurhadi) sempat cerita kalau dia di kantor itu kayak ada yang enggak suka sama dia. Tapi kan dia juga enggak tahu siapa orangnya,” imbuh Elma Agustina.
Mendengar curhatan sang suami, Elma pun khawatir. Ibu dua anak itu lantas mengingatkan Nurhadi agar berhati-hati.
“Sering saya ingetin juga ‘hati-hati kalau kerja’. Dia kan sifatnya kalau orang sudah baik sama dia itu dikira seterusnya orang itu baik sama dia.
Saya selalu ingatkan ‘hati-hati, kita tidak tahu satu-satu orang itu gimana‘,” kata Elma Agustina. Terkait penyebab ada yang tidak suka dengan Nurhadi, Elma mengurai dugaan.
Elma curiga jika musuh tersembunyi itu tidak suka pada Nurhadi karena karir Nurhadi di kepolisian cemerlang. Diakui Elma, suaminya itu memang sosok yang baik sehingga disukai atasan.
“(Alasan ada yang tidak suka Nurhadi) Mungkin karena kerjaan almarhum ini kan orangnya terlalu polos ya. Terus juga dia banyak yang suka, atasannya banyak yang sudah kasih kepercayaan ke almarhum, cepat akrab,” kata Elma.
“Sebelumnya kan dia juga pernah tugas di Polres, abis itu dia ke Polda, mungkin karena itu juga ada seorang yang enggak suka sama dia,” sambungnya.
Percakapan Terakhir Brigadir Nurhadi
Selain itu, Elma juga mengungkap percakapan terakhirnya dengan sang suami sebelum meregang nyawa. Diungkap Elma, Nurhadi pamit kepadanya untuk mengantarkan atasannya pergi ke Gili Trawangan.
Namun Nurhadi tak menceritakan bahwa dalam rombongan ia dengan dua atasannya itu juga ada dua wanita bayaran.
Seperti diketahui saat ke Gili Trawangan, Kompol Yogi membawa Misri, sedangkan Ipda Haris membawa Melanie Putri. Saat tiba di Gili Trawangan, Nurhadi langsung menghubungi sang istri seraya video call.
“Sampai sana saya sempat video call sekitar jam 4 sama almarhum. Itu juga masih jelas saya ingat dia bareng-bareng di kamar. Saya tanya ‘sudah nyampe?’. (Kata Nurhadi) ‘iya sudah nyampe‘. (Elma tanya lagi) ‘sama siapa di sana?’. (kata Nurhadi) ‘saya bertiga sama pak ini, bapak yang dua pak Y sama pak HC’. Terus dia sempat nanyain anak-anak juga. Waktu itu anak-anak lagi tidur, nanti telepon lagi,” ungkap Elma Agustina.
Setelah video call itu, Elma pun kembali menghubungi sang suami. Namun kala itu Elma tidak menerima balasan.
“Pas anak-anak sudah bangun, habis maghrib dia pulang ngaji, (anak-anak) telepon ayahnya jam 7 malam, sempat telepon ayahnya tiga kali, video call sama telepon biasa tapi enggak diangkat-angkat,” ujar Elma.
Usaha untuk menghubungi Nurhadi itu terus Elma dan anak-anaknya lakukan. Elma pun sempat bingung karena tak biasanya Nurhadi tidak bisa dihubungi.
“Percakapan terakhir cuma itu aja dia tanya anak-anak, ke mana anak-anak, itu aja sih. Sempat anaknya juga kirim voice note kapan ayah pulang, itu jam 9 malam, tapi enggak ada respon sama sekali, di-read juga enggak, biasanya dia kalau udah ditelepon pasti telepon balik,” pungkas Elma.
Hingga akhirnya Elma mendapatkan kabar pada dini hari bahwa sang suami telah meninggal dunia.
“Jam 2 dikabarin, kalau almarhum kecelakaan. Bapak sendiri (ayah Elma) yang waktu itu dapat kabar dari pihak Polda. Kalau saya belum langsung dikabarin,” ujar Elma.
Sebelumnya, Brigadir Nurhadi ditemukan di dasar kolam vila Tekek, Gili Trawangan, dan dilaporkan meninggal pada 16 Juli 2025.
Saat itu, Brigadir Nurhadi sedang bersama dua atasannya, Kompol YG dan Ipda HC, serta dua orang perempuan, M dan P.

Korban Tewas Dicekik
Dari hasil pemeriksaan, diduga Brigadir Nurhadi tewas dihabisi atasannya. Dokter ahli forensik, Arfi Syamsun mengungkapkan Brigadir Nurhadi dicekik dan ditenggalamkan ke kolam dalam kondisi masih hidup.
Ia mengatakan hasil autopsi menunjukkan Nurhadi mengalami patah tulang lidah dan leher karena cekikan, luka-luka pada wajah hingga kaki, dan diduga tewas karena ditenggelamkan dalam kolam.
“Pada saat terjadi kekerasan di daerah leher yang bersangkutan masih hidup, faktanya adalah ada rasapan darah, kemudian yang bersangkutan ada di air dan itulah kemudian yang menghakhiri hidupnya adanya insipirasi air di dalam napasnya yang bisa mengalir ke otak, ginjal dan seterusnya,” kata Arfi Syamsun dilansir Youtube Kompas TV, Kamis (10/7/2025).
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram ini juga melakukan pemeriksaan penunjang, seperti memeriksa paru-paru, tulang sumsum dan ginjal.
Hasilnya ditemukan air kolam yang masuk ke bagian tubuh ini.
“Saat korban berada di dalam air dia masih hidup dan meninggal karena tenggelam yang disebabkan karena pingsan,” kata Arfi dalam konferensi pers, Jumat (4/7/2025).
“Jadi ada kekerasan pencekikan yang utama yang menyebabkan yang bersangkutan tidak sadar atau pingsan sehingga berada di dalam air.”
“Tidak bisa dipisahkan pencekikan dan tenggelam sendiri-sendiri tetapi merupakan kejadian yang berkesinambungan atau berkaitan,” jelasnya.
“Kami menemukan luka memar atau resapan darah di kepala bagian depan maupun kepala bagian belakang, kalau berdasarkan teori kepalanya yang bergerak membentur benda yang diam,” imbuh Arfi.***