BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Bukan tempat ibadah, inilah satu-satunya rumah yang selamat dari musibah dahsyat ‘neraka’ di Los Angeles.
Banyak yang penasaran, kok bisa rumah ini selamat, padahal kiri kanan dan depannya, bahkan seluruh kompleks hancur lebur di makan api.
Kini warga Los Angeles tentu saja penasaran, rumah siapakah itu?
Ternyata pemiliknya adalah David Steiner, ia sampai tak percaya rumahnya di Malibu masih berdiri kokoh saat bangunan di kanan-kiri hangus dan hancur imbas kebakaran hebat.
Dikutip BEBASBARU.ID dari CNN, Rabu (15/01/2025), mengetahui rumah itu tetap utuh, Steiner tak menyebut sebagai keajaiban tetapi karena konstruksi yang kokoh.
“Saya tak menggunakan kata keajaiban,” kata dia ke ABC13 Eyewitness News.
Dia lalu berujar, “Saya bilang itu karena arsitektur yang luar biasa, petugas yang berani, dan mungkin sedikit keajaiban.”
Stainer merupakan taipan Texas. Rumah mewah yang selamat dari kebakaran itu senilai US$9 juta atau sekitar Rp146 miliar.
Rumah itu terbuat dari plester dan memiliki atap anti api, yang diyakini menyelamatkan bangunan tersebut.
Sifat tahan api dari bahan-bahan seperti batu dan plesteran tak lepas dari perhatian perusahaan asuransi, demikian dikutip ABC.
“Arsitekturnya cukup bagus. Namun, plesteran dan atap anti apinya sangat bagus,” ujar Steiner.
Sementara itu, pakar keselamatan kebakaran Daniel Vasilevski mengatakan rumah yang selamat saat yang lain hangus berkaitan dengan perencanaan dan struktur bangunan.
“Sebenarnya bisa dikaitkan dengan kombinasi perencanaan yang cermat, kesolidan struktur, faktor lingkungan, dan upaya yang sungguh-sungguh,” kata Vasilevski, dikutip New York Post.
Menurut dia, rumah yang bertahan bisa saja dibuat lebih baik, dan dengan bahan tahan api seperti plester, logam, dan batu, serta atap yang terbuat dari tanah liat atau logam.
Jendela bisa dilapisi kaca ganda, agar tidak pecah karena panas dan tidak membiarkan api masuk ke dalam rumah.
Celah-celah yang tertutup rapat di dinding juga akan menghentikan asap dan api masuk ke dalam rumah sehingga menimbulkan kerusakan parah.
“Pemilihan material juga berdampak langsung pada kemampuan struktur untuk menahan kondisi kebakaran ekstrem,” imbuh Vasilevski.
Kebakaran di Los Angeles terjadi sejak pekan lalu. Petugas masih berusaha memadamkan api di sejumlah titik.
Imbas kebakaran itu 24 orang meninggal dan sekitar 9.000 bangunan hancur. Pihak berwenang menyebut korban tewas akan terus bertambah.***
