BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sambil membentur-benturkan dahi di atas tanah di depannya. “Periksa semua tempat di sekitar sini!” Kaisar memerintahkan para pengawalnya yang segera berpencar ke segala sudut.
Mencari-cari dan menerangi tempat gelap dengan lampu-lampu yang mereka bawa. Jantung Sung Hong Kwi dan pelayan itu hampir copot saking tegang dan takutnya.
“Mulai saat ini, engkau harus selalu berada dalam kamar, tidak boleh sekali-kali keluar. Mengerti?” Kaisar membentak dan kembali Hong Kwi mengangguk.
Para pengawal selesai menggeledah dan melapor bahwa tidak ada orang luar di dalam taman itu. Dengan uring-uringan karena sikap puterinya, Kaisar lalu mendengus dan meninggalkan taman itu diiringkan para pengawalnya.
Setelah rombongan Kaisar lenyap memasuki pintu belakang, barulah Hong Kwi dan pelayannya berani bangkit berdiri.
Han Ki yang juga melihat semua kejadian itu dari dalam air, berdiri dengan muka, rambut dan seluruh pakaian basah kuyup!
Ia bergidik ketika merasa sesuatu menggelitik lehernya. Ditangkapnya ikan emas yang berenang di leher bajunya dan dilepaskannya kembali ke air.
“Hong Kwi….!” Ia berkata lalu meloncat keluar.
“Koko…. ahhh…., hampir saja….! Aku harus segera masuk. Han Ki-koko, selamat berpisah, selamat tinggal…. sampai jumpa pula di akherat kelak….“ puteri itu terisak dan lari pergi diikuti pelayannya yang juga menangis.
Meninggalkan Han Ki yang berdiri melongo di tepi kolam dalam keadaan basah kuyup dan tubuh seolah-olah kehilangan semangat. “Hong Kwi….“
Ia mengeluh, kemudian membalikkan tubuh dan…. kiranya dia terkurung sepasukan pengawal Istana yang dipimpin oleh…. Jenderal Suma Kiat sendiri bersama muridnya Siangkoan Lee dan masih banyak panglima tinggi istana!
“Kam Han Ki! Engkau manusia rendah budi, engkau membikin malu keluargamu saja! Membikin malu aku pula karena biarpun jauh engkau terhitung keluargaku juga. Cihh! Sungguh menyebalkan. Berlututlah engkau menyerah agar aku tidak perlu menggunakan kekerasan!”
Han Ki pernah jumpa dengan Suma Kiat yang masih terhitung kakak misannya sendiri, karena ibu Suma Kiat ini adalah adik kandung mendiang ayahnya.
Akan tetapi dalam perjumpaan yang hanya satu kali itu, Suma Kiat bersikap dingin kepadanya, maka kini ia menjawab.
“Goanswe, perbuatanku tidak ada sangkut-pautnya dengan siapapun juga. Ini adalah urusan pribadi, biarlah semua tanggung jawab kupikul sendiri, dan aku tidak akan menyeret nama keluarga, apalagi namamu!”
Wajah Suma Kiat menjadi merah saking marahnya. Dia gentar menghadapi Menteri Kam Liong karena maklum akan pengaruh kekuasaan dan kelihaian menteri itu.
Akan tetapi dia tidak takut menghadapi Han Ki. Biarpun ia tahu bahwa Han Ki yang lenyap selama belasan tahun itu kini kabarnya telah memiliki kepandaian tinggi.
Akan tetapi dia belum membuktikannya sendiri dan pula pemuda yang hanya dijadikan pengawal Menteri Kam itu kini melakukan kesalahan yang amat berat yaitu berani menyelundup ke dalam taman istana dan melakukan hubungan gelap dengan puteri Kaisar.
Calon isteri Raja Yucen Pula, saat ini dia sudah mengirim laporan kepada Kaisar bahwa pemuda itu benar-benar…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader