BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sejenak mereka saling pandang, Han Ki tersenyum seperti melihat kelakuan seorang anak kecil yang mengajaknya bermain-main.
Sebaliknya Siauw Bwee memandang dengan sungguh-sungguh dan berkata, “Koko, percaya atau tidak bahwa engkau terkena hawa beracun yang melenyapkan atau menutupi ingatanmu.
Namun engkau sendiri sudah yakin bahwa ingatanmu hilang dan engkau tidak dapat mengingat akan keadaanmu sebelum engkau menjadi adik angkat Koksu Bu Kok Tai itu.
Apa pun yang menjadi sebabnya, sudah jelas bahwa ingatanmu hilang dan kita harus berusaha untuk menyembuhkanmu.
Coa-supek adalah seorang ahli yang berpengalaman, maka aku percaya bahwa hawa panas beracun telah membuatmu kehilangan ingatan.
Oleh karena itu, harap engkau bersungguh-sungguh bersamaku menyatukan Im-kang, kaukendalikan baik-baik untuk mengusir hawa panas beracun yang menggelapkan ingatanmu itu. Maukah engkau?”
Han Ki tersenyum dan melihat bahwa pemuda itu agaknya masih meragu, Siauw Bwee cepat berkata,
“Demi cintaku kepadamu, dan demi cintamu kepadaku! Kam-koko, maukah engkau bersungguh-sungguh melakukan usaha ini, kalau kauanggap ringan keadaanmu, biarlah demi untuk membahagiakan hatiku. Maukah?”
Hati Han Ki menjadi terharu. Dalam sinar matanya, dalam getaran suaranya, gadis ini jelas menunjukkan hati kasih sayang yang luar biasa terhadap dirinya!
Sampai bagaimanapun, dia tidak tega untuk mengecewakan hati gadis sebaik ini! “Baiklah, Moi-moi. Nah, mari kita mulai. Bagaimana engkau hendak membantuku?”
“Ulurkan kedua lenganmu kepadaku, Koko.” Han Ki yang duduk bersila menyodorkan kedua lengannya dan Siauw Bwee juga melakukan hal yang sama sehingga dua pasang telapak tangan bertemu.
Pertama-tama, terasa oleh Han Ki getaran hangat dan mesra dari telapak tangan gadis itu, getaran yang didorong oleh hati yang mencinta!
Kemudian Siauw Bwee berkata, karena dia maklum bahwa biarpun ilmu kepandaiannya masih dikuasainya secara praktek, namun pemuda itu sudah lupa sama sekali akan teori-teorinya.
“Setelah aku menyalurkan Im-kang, kausambutlah tenaga saktiku, kerahkan tenagamu sendiri sehingga tenaga Im-kang kita menjadi kuat dan menjadi satu di dalam tubuhmu.
Kaukumpulkan segala panca indera, tujukan kepada satu, yaitu mengendalikan Im-kang yang kuat itu dan perlahan-lahan, hati-hati sekali kausalurkan ke atas, memasuki kepalamu untuk menghalau pergi hawa panas beracun.
Akan tetapi hati-hatilah, Koko dan jangan pedulikan segala gangguan, karena kalau sampai gerakan hawa Im-kang di kepalamu itu mengalami gangguan, bisa membahayakan dirimu.
Boleh jadi kau tidak peduli akan akibat buruk yang menimpamu, akan tetapi ketahuilah bahwa kalau sampai engkau celaka, aku pun ikut celaka, kalau engkau tewas, aku pun tidak mau hidup lagi.
Berarti engkau tidak hanya menjaga keselamatanmu akan tetapi juga keselamatanku! Nah, aku mulai!”
Hati Han Ki menjadi terharu sekali, akan tetapi ketika ia merasa betapa dari kedua telapak tangan yang berkulit halus itu, yang tadinya hangat dan lembut kini menjadi dingin, mengalir hawa yang dingin sekali…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader