BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Akan tetapi, mengapa kita bermalam di sini, tidak langsung terus ke Siang-tan?” tanya seorang perwira lain.
“Hemm, orang-orang kang-ouw tentu tidak membiarkan perampasan wanita-wanita cantik ini, dan hutan-hutan di depan amat besar.
Lebih aman melewatkan malam di sini, besok pagi baru melewatkan perjalanan. Kalau kita disergap di dalam hutan, tentu akan sulit mempertahankan penumpang-penumpang itu.
Jumlah mereka sudah dihitung, dan kita akan celaka kalau sampai hilang seorang saja. Suma-goanswe tentu akan menghukum kita!” Ji Kun dan Yan Hwa saling pandang di dalam gelap.
Kemudian Ji Kun mendekatkan mulutnya di telinga kekasihnya dan berbisik, “Kesempatan baik untuk kita!”
Ia lalu berbisik-bisik mengatur rencana. Sumoinya mengangguk-angguk, sehingga pipinya yang halus itu menyentuh dan mengusap hidung dan mulutnya.
Membuat Ji Kun tidak tahan untuk tidak mencium pipi itu. Sebuah cubitan dari Yan Hwa memperingatkannya dan mereka lalu berpencar.
Siap melaksanakan rencana yang dibisikkan Ji Kun tadi. Tak lama kemudian terdengar pekik kesakitan dan seorang di antara pengawal yang sedang berdiri menjaga di sebelah kanan roboh.
Keadaan menjadi kacau dan semua pengawal lari ke tempat itu di mana terdapat Ji Kun mengamuk di dalam gelap.
Para perwira cepat menghunus golok dan mengepung, akan tetapi sekali melompat, Ji Kun telah lenyap ke dalam kegelapan hutan kecil itu.
Karena dia melihat bayangan sumoinya yang berkelebat dan ternyata sumoinya yang memang seperti direncanakan semula, telah berhasil menculik seorang di antara gadis siuli dari kereta terdepan.
Terdengar jerit para siuli lainnya dan ketika para pengawal melihat bahwa yang terculik adalah gadis yang paling cantik, mereka menjadi bingung, marah dan khawatir bukan main.
Panglima pasukan marah-marah dan terdengar bentakan-bentakannya, “Hayo cari dia! Kalau tidak dapat terampas kembali, nyawa kita menjadi taruhan!”
Akan tetapi para pengawal sudah dibikin gentar oleh ketangkasan Ji Kun tadi dan mereka menyaksikan bayangan yang melarikan siuli tadi pun seperti iblis saja.
Pula, mereka berada di hutan yang gelap, ke mana harus mencari? Betapapun juga karena takut kepada komandan mereka, takut pula kalau kehilangan itu akan dilimpahkan kepada mereka,.
Dengan obor di tangan para pengawal itu mencari di sekitar tempat itu. Namun, Yan Hwa dan Ji Kun sudah berada jauh di tengah hutan besar dan gadis cantik itu kini tidak takut lagi.
Bahkan dia menjatuhkan diri berlutut di depan Yan Hwa dan Ji Kun sambil berkata, “Terima kasih atas pertolongan Ji-wi.
Entah bagaimana saya dapat membalas budi pertolongan Ji-wi yang membebaskan saya dari malapetaka ini.”
Cuaca pagi kemerahan membuat Ji Kun dapat meneliti wajah gadis itu yang sesungguhnya cantik manis. Dia lalu memegang kedua pundak gadis itu, diangkatnya bangun sambil tersenyum.
“Manis, kami tidak mengharapkan balasan dan aku akan cukup puas kalau engkau membalasnya dengan sebuah ciuman!”
Berkata demikian, dia memeluk dan mengecup bibir gadis itu yang tentu saja menjadi tersipu-sipu, dan…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader