BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Menalukkan kota benteng yang amat kuat ini! *** Kedua orang panglima pembantu Maya yaitu Kwa-huciang dan Theng-ciangkun.
Berhasil menyelamatkan diri dari kepungan dan dengan menyamar sebagai pengemis, mereka dapat menyelinap di antara banyak pengemis yang berkeliaran di kota itu.
Yang berkelompok di emper-emper kuil, di bawah jembatan, di pasar-pasar. Berbeda dengan dua orang ini.
Ji Kun dan Yan Hwa tidak sudi untuk menyamar sebagai ngemis dan bercampur dengan orang-orang yang berbaju kotor, berbadan kotor dan berbau apek itu.
Di dalam keadaan terancam ini, timbul cinta kasih antara Ji Kun dan Yan Hwa sehingga ke manapun mereka lari bersama, saling melindungi dan tak mau saling berpisah.
Memang demikianlah sifat dan watak kedua orang ini. Di waktu ada bahaya saling menolong dan saling melindungi tanpa mengingat akan keselamatan diri sendiri.
Namun dalam keadaan bebas dan damai, keduanya selalu bertengkar dan tak mau saling mengalah.
Mereka sama sekali tidak sadar bahwa Sepasang Pedang Iblis yang berada di tangan mereka itu mengeluarkan pengaruh mujijat dan jahat sekali.
Yang menambah persaingan di antara mereka karena dengan mengandalkan pedang masing-masing, mereka tidak mau mengalah.
Dan hal inilah yang merupakan penghalang rasa cinta kasih mereka yang sebetulnya amat mendalam itu. Ketika kedua orang murid Mutiara Hitam ini berhasil lolos dari kepungan para perajurit.
Mereka bersembunyi di wuwungan rumah lalu berunding sebentar. Tak lama kemudian, mereka berhasil menyambar dua orang perajurit yang berada di tempat terpisah.
Melucuti pakaian mereka dan dengan mengenakan pakaian perajurit mereka menyelinap di dalam kegelapan malam kemudian berhasil lolos keluar dari kota melalui pintu gerbang sebelah selatan.
Yaitu pada saat diadakan penggantian penjaga. Barulah para penjaga tahu bahwa dua orang di antara mereka adalah palsu ketika Ji Kun dan Yan Hwa berlari cepat meninggalkan pintu gerbang.
Pengejaran dilakukan, akan tetapi tak mungkin pasukan itu dapat menandingi ilmu lari cepat dua orang murid Mutiara Hitam ini.
Apalagi malam yang gelap menelan bayangan mereka. Setelah berlari jauh, dua orang muda itu meninggalkan pakaian perajurit dan duduk mengaso dalam sebuah hutan, di atas akar pohon menonjol.
Yan Hwa agak terengah-engah dan gadis ini membereskan rambutnya yang tadi awut-awutan karena tadi disembunyikan dalam topi perajurit.
Melihat rambut sumoinya terurai, Ji Kun segera memeluknya dan menciumnya. Yan Hwa tertawa dan balas mencium dengan mesra.
Pengalaman berbahaya tadi mendekatkan hati mereka dan ciuman-ciuman mereka menambah mesra perasaan hati.
Akan tetapi ketika Ji Kun hendak berbuat lebih jauh lagi, Yan Hwa mendorong dadanya dengan halus.
“Ihhh….! Tugas belum selesai ingin yang bukan-bukan!” Ji Kun tertawa. Buyarlah hasrat hatinya. Sambil mempermainkan rambut kekasihnya yang panjang hitam dan gemuk, dia berkata,
“Kita telah bebas. Sungguh berbahaya sekali!”
“Malu kita melarikan diri terbirit-birit seperti dua ekor tikus. Enci Maya dan yang lain-lain tentu sedang sibuk melakukan penyelidikan…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader