BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Artinya, Supek. Koksu Negara Yucen itu tentu melakukan penyelidikan dan mencari bantuan orang-orang pandai.
Mengingat akan pesatnya gerakan kerajaan itu menyerbu ke selatan. Tadi dia mengajak aku membantunya ketika mendengar bahwa aku menewaskan Panglima Sung.
Tentu dia mengira aku memusuhi Sung dan Mancu. Dan melihat sikap sutemu tadi, aku tidak akan meragukan kalau dia termasuk di antara orang-orang gagah.
Yang kena terbujuk untuk bersekutu dengannya.” Coa Leng Bu mengangguk-angguk. “Hemm, agaknya begitulah.
Aku bertemu dengan dia di Sian-yang dan akulah yang minta dia mencarimu dan memberi tahu bahwa aku menanti di pintu gerbang selatan.
Aku tidak mencampuri urusan pribadinya, namun aku sebagai suhengnya berhak untuk mengingatkannya bahwa tidaklah baik membantu bangsa asing memerangi bangsa sendiri.”
Siauw Bwee teringat akan sucinya, Maya. Mengapa sucinya itu juga membantu pasukan Mancu? Maka dia lalu berkata.
“Dalam keadaan negara kacau seperti ini, memang banyak orang merasa serba salah, Supek. Kerajaan Sung makin merosot pamornya, banyak pembesar yang buruk dan jahat.
Timbullah Kerajaan bangsa Yucen dan bangsa Mancu, membuat banyak orang menjadi ragu-ragu dan timbul harapan baru.
Untuk melihat munculnya kerajaan baru yang akan dapat mengamankan negara dan memakmurkan kehidupan rakyat.
Betapapun juga, tentu saja aku tidak setuju kalau orang mengharapkan kemakmuran dari penjajahan bangsa asing!”
“Cocok, Khu-lihiap! Demlkian pula pendapatku, maka kalau aku bertemu dengan dia, akan kuperingatkan dia.”
“Supek, siapakah nama sutemu itu? Aku mendengar tadi disebut Suma-sicu oleh Koksu Yucen.” “Memang dia she Suma, namanya Hoat.”
“Suma Hoat….?” Siauw Bwee mengerutkan alisnya, mengingat-ingat karena dia seperti pernah mendengar nama itu. “Apakah engkau sudah mengenal namanya pula?” Siauw Bwee mengangguk.
“Nama itu tidak asing bagiku…. akan tetapi aku lupa lagi….” Dia benar-benar tidak ingat lagi, akan tetapi dia menduga bahwa tentu pemuda tampan itu masih ada hubungan dengan Panglima Suma Kiat.
Musuh besar yang telah menjadi biang keladi tewasnya ayahnya dan Menteri Kam Liong! Ketika hal ini terjadi.
Dia masih terlalu muda dan memang dia tidak pernah memperhatikan atau mendengar keadaan keluarga Suma Kiat.
Sehingga dia tidak tahu bahwa pemuda berusia tiga puluh tahun yang telah menolongnya itu bukan lain adalah putera tunggal musuh besarnya itu!
Mereka melanjutkan perjalanan dan bermalam di sebuah kota kecil. “Kita menanti Sute di sini. Aku ingin sekali mendengar apakah betul dia menjadi kaki tangan Kerajaan Yucen.”
Siauw Bwee mengangguk setuju. Dia pun ingin sekali menyelidiki, apakah hubungan sute dari supeknya itu, yang mengingat akan kedudukannya terhitung masih susioknya (paman gurunya) sendiri.
Dengan musuh besarnya, Suma Kiat! Sementara itu, setelah menyadarkan pemilik warung dan mengganti semua kerusakan dengan hadiah banyak.
Rombongan Pek-mau Seng-jin mengajak Suma Hoat keluar dari dusun karena mereka tidak mau mena…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader