BEBASBARU.ID, SEPAKBOLA – Penggemar sepakbola kaget bukan kepalang, setelah PSSI secara mengejutkan pecat pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong.
Tentu saja ini mengagetkan, terlebih Timnas sedang berjuang untuk dapat tiket Piala Dunia 2026 yang akan di helat di Amerika Serikat dan Kanada.
Apa yang melatar belakangi pemecetaan ini, apakah ada desakan politik, ataukah ini semata-mata untuk tingkatkan peforma sepakbola Indonesia?
Dikutip BEBASBARU.ID dari tempo.co, Selasa (07/01/2025), keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia menjadi sorotan.
Media olahraga asal Amerika Serikat ESPN, misalnya, mempertanyakan keputusan federasi lantaran Timnas Indonesia masih berada dalam perburuan satu tiket ke Piala Dunia 2026 di kualifikasi zona Asia.
Shin Tae-yong menjadi orang yang berandil besar atas kebangkitan sepak bola Indonesia.
PSSI memilih mendepak Shin Tae-yong dan mengumumkannya dalam konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Januari 2025.
“Kami melihat perlunya seorang pemimpin yang lebih mampu menerapkan strategi yang disepakati oleh para pemain, dan yang memiliki komunikasi yang lebih baik,” kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
“Mengenai berakhirnya hubungan kami telah diterima (oleh Shin Tae-yong) dan saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya. Kami juga telah menemukan penggantinya, yang akan tiba pada tanggal 11 (Januari) dan akan diperkenalkan dalam konferensi pers akan diadakan pada tanggal 12,” ujar laki-laki yang juga menjabat menteri adan Usaha Milik Negara tersebut.
Seperti yang sudah diduga, para penggemar Timnas Indonesia bereaksi terhadap berita tersebut dengan campuran kesedihan dan kebingungan.
Bagian komentar dari unggahan Instagram resmi yang mengumumkan kepergian Shin dibanjiri dengan pesan-pesan rasa terima kasih, tetapi beberapa bahkan menyatakan bahwa sepak bola Indonesia akan kembali ke zaman kegelapan.
Shin Tae-yong setuju untuk mengambil alih Timnas Indonesia pada bulan Desember 2019. Itu menjadi pekerjaan baru setelah memimpin negara asalnya, Korea Selatan, di Piala Dunia 2018.
Ia bahkan menjadi dalang kemenangan menakjubkan 2-0 Korea atas Jerman yang berstatus sebagai juara bertahan.
“Shin Tae-Yong terkenal di Korea Selatan, setelah memimpin tim nasional di Piala Dunia 2018 di Rusia,” kata Kim Hee-Ung, seorang reporter olahraga di Ilgan Sports.
“Meskipun tantangannya di Indonesia relatif rendah, penggemar Korea Selatan sangat ingin mendengar tentang sejarah baru yang dibuatnya. Tidak mengherankan, ada banyak dukungan untuk Shin.”
Sebelum kedatangan Shin Tae-yong, tidak ada pelatih yang bertahan lebih dari dua tahun penuh sebagai pelatih Timnas Indonesia sejak 2010.
Ketidakstabilan dan pertikaian melanda sepak bola Indonesia, yang juga pernah mendapat skorsing FIFA campur tangan pemerintah dalam olahraga tersebut.
Ketika Shin setuju untuk mengambil lompatan besar dalam karier manajerial, Indonesia berada di peringkat 173 dalam peringkat dunia FIFA. Akhir 2024, Indonesia sekarang berada di peringkat 127.
Sebelum kedatangan Shin Tae-yong, Indonesia juga gagal lolos dari babak penyisihan grup Piala AFF dalam tiga dari empat edisi sebelumnya.
Tugas pertama di turnamen Asia Tenggara tahun 2020 yang tertunda COVID-19, ia membawa Indonesia sampai ke final.
Apa yang dicapai Indonesia di bawah Shin Tae-yong?
Selain peningkatan dalam peringkat dunia, Indonesia dengan mudah merebut kembali tempat mereka sebagai salah satu kekuatan sepak bola ASEAN. Indonesia juga tampil lebih baik di level sepak bola Asia di bawah Shin Tae-yong.
Skuad Garuda mencapai babak ketiga dari babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang sedang berlangsung. Timnas Indonesia menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara yang berhasil lolos.
Itu sudah merupakan prestasi tersendiri. Sejak saat itu, mereka berhasil meraih hasil imbang yang mengesankan melawan Arab Saudi dan Australia.
Shin Tae-yong berhasil membawa Indonesia mengalahkan Arab Saudi pada laga terakhirnya. Ini membuat Indonesia berada di posisi ketiga di Grup C dan memiliki peluang yang untuk maju ke babak berikutnya.
Kemenangan itu menghidupkan impian untuk lolos ke Piala Dunia pertama kali sejak 1938 ketika masih menjadi Hindia Belanda.
Indonesia juga pernah tampil di Olimpiade sebelumnya pada tahun 1956. Tahun lalu, mereka hampir saja kembali ke Olimpiade, tetapi Indonesia kalah dari Guinea dalam playoff antarbenua setelah melampaui ekspektasi untuk finis keempat di Piala Asia AFC U-23.
Indonesia berhasil unggul di depan negara-negara mapan seperti Korea Selatan, Arab Saudi, Australia, dan Qatar. Ada pula penampilan pertama di Piala Asia dalam 17 tahun pada awal tahun 2024. Indonesia berhasil mencapai babak 16 besar.
Di tingkat regional alias Piala AFF, meski kesuksesan terus menjauh dari Indonesia, Shin setidaknya membawa mereka ke empat besar pada tahun 2021 dan 2022.
Pada edisi 2024, Indonesia, yang mayoritas diisi pemain di bawah usia 22 tahun, tersingkir di fase grup. Setelah itu, rumor pemecatan STY sudah muncul.
Pemecatan Shin merupakan keputusan mengejutkan. Kim He-Ung, yang baru mewawancarai Shin September lalu tentang prospek lolos ke Piala Dunia, mengaku tidak percaya dengan keputusan PSSI.
“Di Korea, reaksinya sebagian besar melihat itu sangat tidak masuk akal. Para penggemar di Korea merasa bahwa ini adalah pengkhianatan. Shin Tae-Yong telah berbuat banyak untuk Indonesia jadi mengapa mereka tiba-tiba memecatnya? Saya merasa keputusan itu membingungkan,” kata Kim.
Ia juga mengatakan bahwa keluarga Shin Tae-yong sangat marah dengan keputusan PSSI.***