BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – ISIS yang selama ini menargetkan negara-negara Barat, kini ngaku bertanggung jawab atas penembakan massal yang menggegerkan di Moscow.
Namun, klaim sepiahk Kelompok Negara Islam Irak-Suriah (ISIS) langsung di bantah Rusia, yang bersikukuh, mereka (pelaku) adalah operasi intelijen Ukraina.
Sebelumnya, ISIS secara sepihak ngaku bertanggung jawab atas aksi penembakan massal di Crocus City Hall, dekat Kota Moskow, Rusia yang menewaskan 143 orang.
Dikutip dari AFP, sejak kelompok Taliban mengambil alih Kabul, Islamic States Khorasan Province (ISKP) – cabang ISIS di Afghanistan, mereka telah berhasil merekrut anggota dari gerakan saingannya.
Kelompok ini juga berulang kali menunjukkan kemauan dan kemampuan untuk menyerang di luar perbatasan Afghanistan.
Misalnya, ledakan pada Agustus 2021 yang diklaim oleh kelompok tersebut menewaskan 100 warga sipil dan 13 tentara Amerika di bandara Kabul.
Ini terjadi saat Amerika Serikat menarik diri dari ibu kota Afghanistan dan Taliban mengambil alih kekuasaan.
Peristiwa itu merupakan serangan paling mematikan yang pernah dilakukan ISIS terhadap AS.
Washington menawarkan hadiah 10 juta dollar bagi mereka yang bisa memberikan informasi tentang pemimpin ISKP Sanaullah Ghafari, yang juga dikenal sebagai Shahab al-Muhajir.
“(Ghafari) bertanggung jawab untuk menyetujui semua operasi ISIS-K di seluruh Afghanistan dan mengatur pendanaan untuk melakukan operasi,” kata Departemen Luar Negeri AS, yang menggunakan akronim alternatif untuk ISKP.
Bahkan, Kementerian Luar Negeri AS pun memasukkan Ghafari ke dalam daftar hitam teroris asing pada November 2021.***