BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Penderitaan Palestina yang berawal sejak Tahun 1947 benar-benar menggiris hati semua orang. Apalagi kini negara Arab seakan mencueki penderitaan rakyat Palestina ini.
Lebih nyesak lagi, saat rakyatnya terusir dari tanah airnya, bahkan simbol-simbol berupa bendera pun di larang zionis.
Tapi rakyat Palestina agaknya tak kehabisan akal, dengan mengakalinya berupa simbol buah semangka.
Kenapa dengan buah semangka dan apakah karena isinya yang mirip dengan bendera Palestina, yakni merah dan hijau?
Saat ini, gambar buah semangka santer berseliweran di media sosial belakangan ini untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina.
Buah berdaging merah penuh biji itu muncul di berbagai unggahan warganet hingga demonstrasi pro-Palestina di berbagai negara.
Buah tropis ini memang sering diasosiasikan dengan simbol dukungan terhadap warga Palestina. Apa artinya?
Buah ini muncul pertama kali setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel menduduki Tepi Barat dan Gaza serta mencaplok Yerusalem Timur.
Saat itu, pemerintah Israel mendeklarasikan bahwa memajang bendera Palestina akan dianggap sebagai tindak pidana di Gaza dan Tepi Barat.
Dikutip Time, untuk menghindari larangan itu, orang-orang Palestina lantas mengakalinya dengan menggunakan semangka. Saat dibelah, penampakan semangka menyerupai bendera nasional Palestina yakni dagingnya yang merah, bijinya yang hitam, serta kulitnya yang hijau.
Namun, pemerintah Israel dengan cepat menyadari arti dari semangka ini. Otoritas pun memperluas larangan tidak cuma di bendera, tetapi juga gambar semangka maupun sesuatu yang mencakup tiga warna tersebut.
Seniman Sliman Mansour mengatakan kepada The National pada 2021 bahwa pejabat Israel pada 1980 silam menutup pameran di 79 galeri di Ramallah hanya karena mendeteksi adanya penggunaan ketiga warna bendera nasional Palestina.
“Mereka mengatakan kepada kami bahwa melukis bendera Palestina dilarang, begitu pula melukis dengan warna bendera itu. Jadi Issam (seniman Issam Badrl) bertanya.
“Bagaimana jika saya membuat bunga merah, hijau, dan putih?’, petugas itu menjawab dengan marah ‘Akan disita. Bahkan jika Anda melukis semangka, itu akan disita’,” ujarnya.
Larangan terhadap bendera Palestina itu baru dicabut pada 1993, setelah ada Kesepakatan Oslo (Oslo Accords) yang mensyaratkan pengakuan bersama oleh Israel dan Palestina.
Kesepakatan ini menjadi perjanjian formal Israel-Palestina pertama yang mencoba menyelesaikan konflik kedua wilayah selama beberapa dekade.
The New York Times juga pernah mencatat peran semangka sebagai simbol Palestina selama masa larangan bendera. Menurut laporan tersebut, para pemuda di Jalur Gaza ditangkap karena membawa irisan semangka kala memprotes.
Penggunaan semangka sebagai simbol Palestina juga merebak pada 2007 saat peristiwa Intifada Kedua.
Pada 2021, semangka juga kembali populer saat pengadilan Israel memutus keluarga Palestina di Yerusalem Timur untuk diusir dari rumah mereka guna memberi jalan bagi para pemukim.
Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi polisi negara itu kewenangan untuk menyita bendera Palestina.
Pada Juni, Zazim, organisasi masyarakat Arab-Israel, meluncurkan kampanye memprotes penangkapan dan penyitaan bendera.
Seiring dengan protes ini, gambar-gambar semangka pun terpampang di taksi-taksi yang beroperasi di Tel Aviv.
“Pesan kami kepada pemerintah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti berjuang untuk kebebasan berekspresi dan demokrasi,” kata direktur Zazim, Raluca Ganea.***