BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sekali aku bilang tidak mau, sampai mati pun aku tidak mau. Kalau aku tidak sudi menjadi isterimu, kau mau apa?
Lebih baik kita tidak bertengkar dan bebaskan aku, dan kita bicara dengan baik, mungkin aku dapat memberi jalan baik kepadamu.”
“Ha-ha, jangan coba untuk menipuku, Sumoi. Engkau boleh tidak sudi menjadi isteriku, akan tetapi aku punya cara untuk memaksamu.”
“Suheng, jangan gila!” “Heh-heh-heh, memang aku gila. Bukankah Ibu juga dianggap gila oleh orang lain? Mau tidak mau engkau akan menjadi isteriku, Kwi Lan.
Heh-heh, kau bukan sumoi lagi sekarang, melainkan Lan-moi-moi yang cantik manis, kekasih hatiku, isteriku yang molek. Ini sebabnya mengapa kau kutotok. Aku akan memaksamu malam ini juga menjadi isteriku.
Kalau sudah terlanjur kau menjadi isteriku, masa kau bisa menolak lagi besok? Apa kau ingin menjadi bahan hinaan orang, bukan gadis lagi sebelum kawin?
Kalau malam ini engkau menjadi isteriku, engkau akan terpaksa menerima aku sebagai suami. Ha-ha-ha, aku akan menjadi mantu Ratu Khitan. Hebat bukan rencanaku?” Kerongkongan Kwi Lan serasa tersumbat!
Ia tahu bahwa orang gila ini tidak akan segan-segan melakukan rencana gilanya dan dia akan menjadi korban.
Dicobanya menggertak, “Suheng! Biarpun sekarang aku tidak berdaya, akan tetapi kalau kau melakukan niat keji itu, besok kau akan kubunuh!
Percayalah, kalau kau benar-benar memperkosa, besok kau akan kubunuh, kucincang hancur tubuhmu!” Sesaat sinar takut menyelubungi wajah tampan itu.
Memang pemuda itu agak takut terhadap Kwi Lan yang ia tahu memiliki kepandaian lebih lihai daripadanya. Mulutnya berkemak-kemik seperti bicara kepada diri sendiri. Melihat ini, Kwi Lan melanjutkan.
“Tidak ada gunanya, Suheng. Kau dapat memaksaku sekarang, akan tetapi kau takkan dapat menjadi mantu Ratu, tidak menjadi pangeran, melainkan besok kau menjadi mayat yang hancur lebur dagingnya. Lebih baik kita bicara baik-baik, kaubebaskan aku.”
Akan tetapi tiba-tiba wajah itu tersenyum-senyum lagi, seakan telah mendapat sebuah pikiran baru, kemudian Suma Kiat tertawa,
“Ha-ha-ha, tidak bisa kau membunuh aku. Kaukira aku begitu tolol memaksamu menjadi isteri malam ini dan besok kubebaskan?
Ha-ha, salahmu sendiri kau membuka rahasia dan rencanamu. Kalau kau tadi tidak bicara, tentu malam ini kau kujadikan isteri dan besok kubebaskan.
Tapi pikiranmu busuk sekali. Biar malam ini sudah menjadi isteri, besok hendak membunuh dan mencincang tubuhku. Iihh, isteri macam apa ini?
Aku tidak akan membebaskanmu, Kwi Lan. Tiap tujuh jam kau kutotok kembali dan setiap saat kau akan kupaksa menjadi isteriku sampai…. ha-ha-ha, sampai kau mengandung!
Nah, kalau kau sudah mengandung, baru kubebaskan. Setelah kau mengandung keturunanku, masa kau masih mau membandel!”
Sesak jalan pernapasan Kwi Lan. Ia merasa ngeri dan bulu tengkuknya meremang. Alangkah akan ngeri dan sengsaranya kalau rencana gila ini dilaksanakan.
Dan sesungguhnya, kalau dilaksanakan ia tidak akan dapat berbuat sesuatu! Ia akan hidup seperti mayat, makan dipaksa, minum dipaksa.
Lalu diperkosa sesuka hati, dan baru akan dibebaskan kalau sudah mengandung. Celaka! Hampir ia menjerit saking ngeri dan cemasnya…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader