BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Maya berlari mengitari wanita itu seperti yang lain. Wanita itu lalu bergerak cepat, menubruk ke sana sini dan gerakan mereka yang berkejaran itu sedemikian cepatnya.
Sehingga pandang mata Maya menjadi berkunang-kunang dan tahu-tahu lengannya telah ditangkap oleh wanita itu yang tertawa-tawa.
“Tertangkap! Tertangkap!” mereka berteriak-teriak dan mentertawakan Maya. Celaka, pikir Maya. Kalau permainan ini diteruskan.
Tentu dia yang akan selalu menjadi kucing karena gerakannya jauh kalah cepat oleh orang-orang aneh ini. Maka dia lalu mencari akal.
Dia berdiri di tengah lingkaran dan mengangkat tangan kanan ke atas, yang kiri bertolak pinggang, kemudian berkata nyaring.
“Dengarlah kalian!” Aku adalah puteri Maya, puteri dari Raja Khitan!” Akan tetapi orang-orang itu hanya saling pandang dan menggerakkan pundak, bengong dan lengang-lengong menggemaskan hati Maya.
Dan seorang di antara mereka, wanita tua yang memakai kalung dari kerikil-kerikil besar diuntai, menjawab, “Raja Khitan? Kami tidak kenal. Namamu Maya?”
“Benar!” jawab Maya kesal. Orang-orang itu sudah berlarian lagi mengitarinya sambil berteriak-teriak, “Kejar! Tangkap!”
Maya merasa mendongkol sekali dan kembali ia mengangkat tangan menyuruh mereka berhenti. “Dengar. Aku mempunyai permainan yang lebih bagus dari ini”
Orang-orang itu memandangnya, ada yang melongo bodoh ada yang kecewa karena permainan dihentikan. Akan tetapi, nenek yang agaknya menjadi pemimpin mereka dan yang agaknya lebih “cerdik” daripada mereka atau lebih tepat tidak begitu goblok, berkata.
“Permainan apa? “Yang jenderal berada di tengah dan….” “Apa jenderal?” semua bertanya, termasuk nenek-nenek berkalung.
“Jenderal…. ya jenderal! Goblok kamu!” Maya membentak dan orang-orang itu menyeringai, tertawa-tawa dan agaknya bangga dan senang dikatakan goblok! Melihat ini Maya menjadi kasihan sendiri dan melanjutkan,
“Yang jadi jenderal mengeluarkan perintah yang harus cepatcepat kalian turut. Siapa yang paling lambat menurut perintah, dialah yang harus menggantikan aku jadi jenderal.
Kalau aku bilang tertawa kalian harus cepat tertawa, kalau bilang menangis kalian cepat menangis. Mengerti?”
Ada di antara mereka yang belum mengerti, sehingga ramailah mereka saling bertanya-tanya. Akhirnya mereka tertawa-tawa dan bersorak tanda bahwa mereka telah mengerti dan suka akan permainan baru itu.
Melihat ini, lega hati Maya dan dia pun ikut pula merasa gembira, lupa akan kemengkalan dan kemuakan karena orang-orang itu baunya…. ledis dan apek sekali, tanda tak pernah mengenal air rupanya!
“Nah, bersiaplah!” kata Maya sambil bertolak pinggang. Tiba-tiba ia membentak. “Berjongkok….!” Semua orang terperanjat, ada yang tertawa ada yang menangis.
Karena mengira bahwa Maya akan memerintahkan itu. Kemudian berturut-turut….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader