BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – . Mereka berdua tidak membawa senjata, namun melihat gerak-gerik mereka, tak dapat disangsikan lagi bahwa mereka tentulah orang-orang yang berilmu tinggi.
Memang tepat sekali dugaan ini karena mereka itu adalah sepasang suami isteri yang apabila disebut namanya akan membuat tokoh-tokoh kang-ouw terbelalak, dan membuat tokoh-tokoh dunia hitam gemetar.
“Laki-laki itu adalah pendekar yang dijuluki Pek-kong-to (Si Golok Sinar Putih) “Tang Hauw Lam, sedangkan, wanita itu adalah isterinya yang lebih terkenal lagi dan lebih ditakuti karena dia bukan lain adalah Kam Kwi Lan, Si Mutiara Hitam, puteri dari Suling Emas!
Semenjak menikah dengan Tang Hauw Lam, pemuda jenaka yang dipilihnya di antara banyak calon suami (baca cerita MUTIARA HITAM).
Mutiara Hitam bersama suaminya lalu pergi merantau. Tepat seperti yang diduga oleh kakak tiri Mutiara Hitam, yaitu Menteri Kam Liong, suami isteri yang paling suka merantau ini telah menjelajah ke pelbagai negeri, jauh di utara dan barat.
Mereka melewati Pegunungan Himalaya yang amat berbahaya, mengunjungi dunia barat dan hidup di antara bangsa-bangsa aneh yang berkulit hitam seperti arang.
Kecoklat-coklatan dan ada yang kulitnya putih seperti salju dengan manik mata berwarna biru, coklat atau hijau, rambut kepala berwarna merah darah, kuning emas atau putih kebiruan!
Tentu saja perantauan suami isteri pendekar selama belasan tahun ini selain menambah pengalaman mereka, juga memperdalam ilmu kepandaian mereka.
Suami isteri yang saling mencinta dan rukun ini hidup bahagia, akan tetapi hanya satu hal yang membuat mereka kadang-kadang melamun dan menghela napas panjang yaitu bahwa selama belasan tahun menikah, mereka belum juga mempunyai keturunan!
Hal ini merupakan kekecewaan yang kadang-kadang membuat Mutiara Hitam, si pendekar wanita yang gagah perkasa dan yang pantang mundur menghadapi lawan yang betapa ganas pun.
Kalau malam suka mencucurkan air mata! Betapa indah pun keadaan dunia barat di sebelah sana Pegunungan Himalaya, akhirnya suami isteri itu rindu juga kepada tanah air sendiri.
Maka pulanglah mereka ke timur melalui Pegunungan Himalaya yang aneh dan penuh bahaya, amat sukar dilalui itu.
Perjalanan yang memakan waktu berbulan-bulan dan biarpun suami isteri ini merupakan orang-orang gemblengan yang ulet dan kuat.
Namun perjalanan itu sungguh amat sukar ditempuh, penuh bahaya maut yang aneh-aneh. Banyak mereka temui binatang liar yang aneh dan besar.
Ada orang hutan yang hidup di salju Pegunungan Himalaya, amat besar, dua kali bahkan tiga kali manusia. Banyak pula burung-burung raksasa yang tidak terdapat di tempat lain.
Kelompok manusia-manusia yang masih telanjang, belum mengenal peradaban sehingga kalau saja Mutiara Hitam dan suaminya tidak memiliki ilmu kepandaian tinggi.
Tentu mereka itu sudah menjadi korban bahaya-bahaya maut yang mengerikan. Setelah kembali ke tanah air, suami isteri ini melanjutkan kesukaan mereka merantau sampai jauh ke selatan.
Bahkan pada suatu hari mereka menyewa perahu dan menjelajah pulau-pulau di laut selatan! Dalam pelayaran inilah, mereka melihat sebuah perahu besar yang dibajak oleh bajak-bajak laut bangsa Jepang.
Mereka datang terlambat dan berhasil menolong dua orang anak-anak laki dan perempuan yang dilempar ke laut oleh bajak-bajak itu….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader