BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Apa?” “Ini….!” Berkata demikian, wanita itu menarik tangan Suma Hoat dan merapatkan tangan pemuda itu ke dadanya, sehingga terasalah oleh pemuda itu gumpalan daging yang hangat.
“Ahh…. jangan….!” Suma Hoat menarik tangannya akan tetapi terkejut karena ternyata tangan yang memegangnya itu amat kuat!
Tahulah dia bahwa biarpun belum tentu wanita ini memiliki kepandaian silat tinggi, namun yang jelas memiliki tenaga yang kuat!
“Mengapa tidak? Engkau menderita pukulan batin akibat sakit asmara, dan penyakit rindu obatnya hanya satu!
Dan aku…. percayalah, cintaku tidak palsu, Suma Hoat. Boleh kaubuktikan sendiri!” Setelah berkata demikian, wanita itu lalu merangkul leher Suma Hoat, menciumi dan membelainya.
Jari-jari tangannya yang ahli dan cekatan itu telah membukai pakaian Suma Hoat, juga pakaiannya sendiri seperti telah terbuka sendiri sehingga bagian tubuhnya yang menggairahkan tampak.
Tanpa diketahuinya bagaimana mula-mulanya karena kesadarannya belum pulih benar, Suma Hoat mendapatkan dirinya dlpeluk dan ditindih oleh Bu Ci Goat yang menyerangnya dengan hebat.
Serangan ciuman dan belaian yang benar-benar membangkitkan semangat pemuda itu! Ketika Suma Hoat mulai terangsang dan lupa diri.
Seolah-olah menemukan pegangan baru setelah dirinya hanyut dalam kegagalan cinta, setelah merasa betapa wanita ini benar-benar menggairahkan, berbeda dengan para pelacur, bahkan hampir menandingi kemesraan Kim Hwa.
Tiba-tiba daun pintu terbuka dan muncullah Suma Kiat, ayahnya! “Bocah setan! Mengganggu selir ayahmu sendiri?
Benar-benar kurang ajar, tak tahu malu! Engkau benar-benar mencemarkan nama baik keluarga Suma. Pergi!. Hayo minggat dari sini! Engkau tidak patut menjadi puteraku!”
Wajah Suma Hoat menjadi pucat sekali dan ia meloncat turun dari pembaringan, membereskan pakaiannya yang “dilucuti” oleh Bu Ci Goat tadi.
Bu Ci Goat dengan tersenyum-senyum juga membereskan pakaiannya kemudian menghampiri suaminya, memegang lengan Suma Kiat dengan sikap manja, mengelus pipi Suma Kiat sambil berkata, suaranya merayu.
“Mengapa kau marah-marah? Aku hanya berusaha untuk mengobati sakitnya, dia menderita sakit rindu yang hebat….”
Wajah Suma Kiat yang tadinya marah dan kemerahan itu, matanya yang beringas, menjadi lunak ketika ia menunduk dan memandang wajah selirnya yang termuda, selir baru yang amat dikasihinya, Ia lalu berkata.
“Maksudmu baik Ci Goat, akan tetapi tidak tepat. Kau tahu betapa aku amat mencintaimu, dan aku tidak suka melihat cintamu kepadaku terbagi, biarpun dengan puteraku!”
Menyaksikan semua ini, kemarahan Suma Hoat tak dapat tertahan lagi. Ia lalu berkata nyaring, “Baik! Aku pergi! Aku muak melihat semua ini! Muak hidup di neraka ini!”
Pemuda itu lalu melompat keluar dari kamarnya dan pergi. Semenjak saat itu, Suma Hoat tidak pernah kembali ke rumah ayahnya!
Dan mulai saat itu pula, di dunia kang-ouw muncul seorang pendekar yang selalu menentang kejahatan, dengan kepandaiannya yang hebat, dengan keberaniannya yang mendirikan bulu roma para penjahat. Akan….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader