BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dibawa, membawa anak-anak mereka hendak keluar dari pintu gerbang kota, mengungsi ke lain tempat.
Akan tetapi para pasukan penjaga melarang mereka dan secepat mungkin berusaha menenangkan mereka dengan keterangan bahwa tidak ada musuh menyerbu.
Hanya ada beberapa pemberontak yang dikejar-kejar. Siauw Bwee dan Coa Leng Bu berhasil menyelinap di antara banyak orang yang berlari-larian hilir mudik tidak karuan itu.
Sehingga para pengejar mereka kehilangan jejak mereka. Siauw Bwee mengajak Coa Leng Bu untuk menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi.
Akhirnya mereka mendapat keterangan bahwa yang membikin kacau adalah belasan orang mata-mata Mancu yang menyelundup ke kota Sian-yang.
Dan yang dapat mempengaruhi beberapa losin orang tentara sehingga memberontak. Dengan marah, Bu-koksu sendiri turun tangan mengatur pasukan-pasukan penjaga untuk melakukan pembersihan.
Menjaga tempat-tempat penting. Ke mana pun dia bergerak, Han Ki selalu mengawalnya. Koksu bersama beberapa orang perwira pembantu, juga Han Ki, menunggang kuda dan berputaran di dalam kota.
Mengatur pasukan-pasukan yang melakukan pembersihan. Namun, karena malam tiba dan para mata-mata itu melakukan taktik bersembunyi di antara rakyat.
Keluar masuk gang-gang dan rumah-rumah rakyat, memancing kekacauan dengan membakar sana-sini, maka Koksu sendiri dan anak buahnya menjadi kewalahan.
Memang benar bahwa para serdadu yang memberontak telah ditundukkan, sebagian tewas dan sebagian lagi ditawan, selebihnya menyerahkan diri.
Akan tetapi belasan orang mata-mata itu tetap saja tidak dapat ditemukan biarpun para penjaga telah melakukan penggeledahan di seluruh rumah penduduk kota.
Hal ini adalah karena para mata-mata itu amat cerdik, selalu berpindah-pindah dan bersembunyi ke dalam rumah-rumah yang telah digeledah.
Dengan mengancam penghuninya dan pura-pura menjadi anggauta keluarga penghuni rumah itu.
Malam itu merupakan malam yang paling ribut di Sian-yang. Para tentara masih sibuk memeriksa dan mencari ke sana ke mari dan tingkah-polah para anggauta tentara.
Yang mencari mata-mata ini menambah kekacauan penduduk. Mereka bersikap keras dan tidak segan-segan untuk memukuli rakyat yang dacurigai menyembunyikan para mata-mata musuh.
Semalam suntuk terjadi kebakaran di sana-sini dan para mata-mata Mancu yang terdidik itu tentu saja setelah melakukan pembakaran.
Berada di tempat yang jauh dari kebakaran di mana para tentara melakukan penggerebekan dan pemeriksaan ketat.
Semalam suntuk, tidak ada seorang pun penduduk yang dapat tidur dan mereka menanti datangnya pagi dengan hati berdebar-debar penuh ketegangan.
Berada di dalam kota, amat menakutkan, akan mengungsi keluar dilarang oleh para penjaga pintu gerbang.
Paginya, pagi-pagi sekali penduduk tersentak kaget mendengar lonceng tanda bahaya dibunyikan bertalu-talu dan di luar rumah.
Di jalan-jalan terdengar teriakan-teriakan para anggauta tentara yang berlarian menuju ke benteng.
Lonceng itu merupakan tanda bahwa ada pasukan musuh menyerbu ke kota Sian-yang! Para penduduk gemetar ketakutan dan tidak berani keluar rumah.
Anak-anak menangis dalam pelukan ibunya …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader