BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dan engkau….! Engkau yang menjadi biang keladinya sehingga dia tidak dapat menerima cintaku!” Maya membalas dengan teriakan marah.
“Begitukah? Kalau benar dia mencintaku, sepatutnya kau tahu diri!” balas Siauw Bwee.
“Kau perempuan tak bermalu!”
“Engkau yang tidak tahu malu!”
“Sumoi…. !” Jangan berkelahi!” Han Ki berteriak keras dan tubuhnya mencelat menangkis sambil mengerahkan tenaga.
Akibatnya, tubuh Maya dan Siauw Bwee terlempar ke belakang, terpental dan terhuyung-huyung.
“Kau…. membelanya….!” Siauw Bwee berkata sambil menangis.
“Kau…. kau…. melemparku dahulu, kau…. benar-benar mencinta bocah kurang ajar ini!” Maya juga menangis.
“Ahh, Maya-sumoi dan Khu-sumoi, apakah kalian berdua telah menjadi gila? Hentikan permusuhan gila ini! Aku…. aku…. ahhh…. !” Han Ki menjambak rambutnya sendiri dan ingin pula dia menangis!
“Suheng! Berterus teranglah, apakah engkau mencinta Maya-suci?” Siauw Bwee bertanya.
“Suheng, engkau bilang aku paling cantik di dunia ini! Bukankah engkau mencintaku? Ataukah…. engkau cinta kepada Sumoi?” Maya juga menuntut jawaban pasti.
Wajah Han Ki menjadi pucat. Kemudian ia menggunakan kedua tangan menutupi mukanya karena pandang matanya terasa berkunang-kunang, dan sambil menggelengkan kepalanya ia berkata.
“Aku tidak tahu…, aku tidak tahu kalian adalah kedua orang sumoiku, seperti adik-adikku sendiri…., aku tidak cinta siapa-siapa….!”
Ia hanya mendengar isak tertahan dan mendengar berkelebatnya gerakan tubuh mereka pergi dari situ. Dia tidak peduli, bagi dia asalkan kedua orang dara itu tidak saling serang pada saat itu, cukuplah.
Akan tetapi ketika sampai lama dia tidak mendengar gerakan mereka, ia membuka kedua tangannya dan memandang. Kedua orang dara itu tidak tampak lagi dan keadaan di sekelilingnya sunyi.
Sunyi dan dingin karena angin yang bertiup membawa datang salju-salju tipis. Ia mulai merasa khawatir, lalu melangkahkan kaki mencari kedua orang sumoinya.
Khawatir kalau-kalau mereka itu pergi untuk melanjutkan pertandingan mati-matian di bagian lain dari pulau itu.
Akan tetapi, mereka tidak ada di pulau dan betapa kaget hatinya ketika melihat dua buah perahu berlayar, jauh dari pantai, yang sebuah ke barat, yang sebuah lagi selatan.
Ia mengenal perahu lama dengan layar hitam itu membawa Maya menuju ke barat, sedangkan yang sebuah lagi adalah perahu buatan Siauw Bwee, dengan layar kuning meluncur pergi membawa dara itu ke selatan!
Han Ki berlari ke pantai, berteriak nyaring, “Sumoiiii….!”
Akan tetapi, samar-samar dia hanya melihat kedua orang sumoinya itu menoleh dan melambaikan tangan kemudian tangan yang melambai itu menyentuh muka, seperti menghapus air mata!
Tak terasa lagi kedua mata Han Ki menjadi basah dan dia memandang sampai kedua buah perahu itu lenyap dari pandang matanya.
Di dalam hatinya, semenjak tinggal di situ, dia sudah mengambil keputusan untuk tidak kembali ke dunia ramai. Akan tetapi, kini kedua orang sumoinya, dua orang yang paling dicintai….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader