BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Tak takut hadapi penjahat bengis, tidak berkedip menghadapi serangan pedang dan golok. Namun kini, mata yang memancar keluar dari sepasang mata indah itu membuat ia gugup dan jantungnya berdebar tidak karuan!”
“Aku…. aku…., melihat-lihat taman dan melompati pagar bunga mawar!” “Aihh! Orang muda yang kurang ajar!” Seorang di antara para pelayan membentak.
“Kau bicara seenaknya saja di depan seorang puteri Kaisar!” Han Ki terkejut sekali, akan tetapi perasaannya sebagai seorang laki-laki yang gagah membuat ia pantang untuk bertekuk lutut, maka ia hanya menunduk dan berkata lirih.
“Maaf, maafkan saya, Siocia. Saya tidak tahu…. ah, saya bersedia dihukum karena kesalahan ini….” Aneh sekali.
Kini puteri itu tersenyum simpul, matanya mengerling wajah tampan itu, jantungnya berdebar, kemudian ia berkata.
“Kalau pengawal tahu engkau masuk ke daerah terlarang ini, engkau akan dihukum mati! Karena itu, sebaiknya engkau lekas pergi dari sini
“Eh, pelayan, berikan hadiah kepadanya yang telah menangkap kembali burung yang terlepas.” “Tidak, Siocia. Saya tidak membutuhkan hadiah.
Memang burung itu tentu saja ingin sekali bebas karena betapa pun indah sangkarnya, dia hidup terkurung. Lihat, bukankah dia nampak bersedih? Sungguhpun begitu, dia seekor burung yang bodoh sekali, mengapa ingin bebas….”
Sepasang alis yang kecil panjang hitam seperti dilukis itu bergerak ke atas dan kembali Han Ki merasa jantungnya tertusuk oleh sinar mata itu.
“Engkau bicara aneh dan tidak karuan. Tadi kaukatakan bahwa tentu saja burung itu ingin bebas kemudian kau mencelanya sebagai burung bodoh! Apa maksudmu?”
Puteri itu memandang tajam dan kembali jantungnya berdebar aneh ketika melihat lebih jelas lagi betapa wajah pemuda di depannya itu benar-benar amat tampan dan menarik hatinya.
“Dia bodoh sekali, Siocia. Kalau saya menjadi dia, saya…. saya akan merasa bahagia sekali dikurung dalam sangkar dan berada di sini selamanya!”
Kam Han Ki yang masih merasa dalam mimpi itu bicara sejujurnya menurutkan suara hatinya. Kembali sepasang mata itu terangkat dan sepasang mata indah itu melebar.
“Mengapa?” “Karena…. karena setiap hari akan dapat melihat Siocia dan dapat bernyanyi untuk Siocia….” “Alihhh….!” Puteri jelita itu membuang muka, wajahnya menjadi merah sekali melebihi warna bajunya.
Mata seperti orang bingung, bergerak-gerak pandangnya tanpa tujuan seperti mata kelinci terjebak, akan tetapi bibir yang merah dan manis itu tersenyum-senyum malu, tersipu-sipu!
“Weh-weh, kau laki-laki kurang ajar! Kau bisa dihukum mati kalau bicara seperti ini, kata seorang pelayan, juga tiga orang yang lain marah-marah.
“Siapa sih engkau berani mati seperti ini?” Han Ki menjawab tanpa mengalihkan pandang matanya dari wajah yang kemerahan itu dan memang dia bukan menjawab Si Pelayan melainkan berkata ditujukan kepada puteri itu.
“Saya bernama Kam Han Ki, pengawal pribadi dan juga adik sepupu Menteri Kam Liong. Saya diperkenankan oleh Hongsiang untuk melihat-lihat Taman, akan tetapi telah tersesat ke sini, harap Siocia sudi memaafkan.”….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader