BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Han Ki adalah seorang anak yang berhati keras dan berkemauan teguh. Biarpun kadang-kadang ia merasa tersiksa sekali harus hidup menyendiri di tempat sunyi itu.
Namun ia terus berlatih dengan rajin sampai sepuluh tahun lamanya! Setelah ia keluar dari guha itu, dia telah menjadi seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun!
Dengan sebatang pedang yang sengaja ditinggalkan Bu Kek Siansu untuknya, mulailah pemuda itu terjun ke dunia ramai dan sekaligus mengguncangkan dunia kang-ouw karena kepandaiannya yang tinggi.
Beberapa kali ia bertemu dengan perampok jahat, namun dengan mudah saja penjahat-penjahat itu ditaklukkannya.
Namun, karena teringat akan pesan gurunya, dalam perantauannya itu akhirnya Kam Han Ki tiba di kota raja dan langsung mencari twakonya yang sebelumnya ia selidiki di kota raja dan mendengar bahwa Kam Liong telah menjadi seorang menteri!
Mendengar cerita itu, berulang kali Kam Liong menarik napas panjang. “Aihh, Adikku, engkau sungguh beruntung sekali dapat menjadi murid Bu Kek Sian su!
Apakah setelah beliau pergi meninggalkanmu, tidak pernah datang lagi menjengukmu?” “Tidak, Twako. Suhu adalah seorang manusia yang sakti dan aneh, yang muncul dan pergi pada saat-saat yang sama sekali tidak terduga manusia.
Karena saya mematuhi pesannya, maka saya datang menghadap Twako untuk menghambakan diri.” “Ahhh, Adikku yang baik. Jangan berkata demikian.
Bahkan andaikata aku tahu engkau telah menjadi seorang pemuda yang berkepandaian tinggi, tentu akan kucari karena pada saat ini aku sungguh membutuh kan bantuan orang yang pandai dan boleh kupercaya penuh. Adikku Han Ki, maukah engkau membantuku?”
“Tentu saja, Twako. Mulai sekarang, saya hanya menanti perintah Twako, disuruh apa saja saya akan taat. Twako saya anggap sebagai pengganti orang tua saya, demikian pula pesan Suhu Bu Kek Siansu.”
“Bagus, Han Ki! Ah, betapa lega rasa hatiku dengan kedatanganmu yang sama sekali tidak pernah kumimpikan ini…. Adikku, terimalah secawan arak ini dariku untuk mengucapkan selamat datang kepadamu!”
Menteri itu lalu menuangkan arak ke dalam sebuah cawan sampai penuh betul, kemudian sekali ia menggerakkan tangan, cawan yang penuh arak itu terlempar ke atas, berputar-putar cepat sekali akan tetapi araknya tidak tumpah sedikit pun!
“Terimalah, Adikku!” “Terima kasih, Twako!” Han Ki yang maklum bahwa kakaknya sedang mengujinya, menjadi gembira. Ia mendorongkan tangan kirinya ke arah cawan yang berputaran di udara itu.
Cawan menjadi miring dan isinya tumpah, akan tetapi tumpahnya langsung memasuki mulutnya sampai cawan itu menjadi kering, lalu ia menyambar cawan itu dan meletakkannya di atas meja.
“Sayang meja ini agak kotor terkena arak dan kuwah, Twako. Biarlah saya membersihkannya!” Han Ki menggebrak meja dan…. semua mangkok dan cawan beterbangan ke udara!
Cepat Han Ki menyambar sebuah kain pembersih menggosok meja dengan gerakan yang cepatnya bukan main sehingga meja menjadi bersih, kemudian ia mengangkat meja itu menerima mangkok piring dan cawan yang meluncur turun, dis….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader