BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Menyaksikan roboh nya dua belas orang kawan mereka secara aneh itu, para perampok yang lain menjadi gentar dan marah. Demikian pula pimpinan perampok, Si Brewok yang lihai itu.
Perhatiannya terpecah ketika ia mendengar pekik-pekik kesakitan dan melihat roboh nya banyak anak buahnya tanpa melakukan pertandingan.
Sebagai seorang ahli yang pandai, ia dapat melihat gerakan Han Ki dan diam-diam menjadi terkejut bukan main.
Kiranya orang muda yang duduk melamun itu memiliki kepandaian yang lebih dahsyat lagi daripada orang gagah yang dilawannya.
Karena perhatiannya terpecah dan hatinya gentar, Khu Tek San dapat melihat “lowongan” dan memasuki lowongan itu dengan pukulan kipasnya ke arah leher lawan. Ganya terkejut, cepat mengelak, akan tetapi terlambat.
“Krekk!” Tulang pundak kiri kepala perampok ini patah dan ia mencelat mundur sambil bersuit keras memberi tanda kepada anak buahnya untuk mundur!
Sebagai bekas pasukan yang berdisiplin, anak buah perampok yang masih bertempur itu segera melompat ke belakang dan melarikan diri.
Meninggalkan dua belas orang teman yang masih mengaduh-aduh dan bergulingan di atas tanah! Tujuh orang piauwsu menjadi lega sekali karena para perampok pergi dan di antara mereka hanya ada dua orang yang terluka ringan.
Melihat dua belas orang perampok bergulingan itu, mereka menjadi gemas dan menggerakkan golok-golok perak mereka untuk membunuh.
“Cring-cring-cring…. !” Para piauwsu terkejut dan berteriak sambil terhuyung ke belakang. Kiranya golok-golok mereka telah tertangkis oleh kerikil-kerikil kecil yang disambitkan secara tepat mengenai golok mereka dan dengan tenaga yang amat kuat sehingga golok mereka tergetar!
Ketika mereka menoleh, kiranya Han Ki yang tadi mencegah mereka dan kini pemuda itu bangkit berdiri.
“Para piauwsu harap jangan melakukan permbunuhan! Barang-barang telah diselamatkan, lebih baik melanjutkan perjalanan, mengapa mau membunuh orang?”
Mendengar teguran Han Ki ini, Chi Kan membantah. “Akan tetapi penjahat ini tadinya hendak merampok gerobak dan Siocia, dan tentu akan membunuh kita semua. Mengapa sekarang tidak boleh kami bunuh?
Orang-orang jahat seperti mereka ini kalau tidak dibasmi, kelak tentu akan menimbulkan malapetaka kepada orang lain,”
Han Ki menggeleng kepala. “Belum tentu, Chi-piauwsu! Ada akibat tentu ada sebabnya. Mereka ini dulunya bukan perampok dan kalau sekarang menjadi perampok tentu bersebab.”
“Kalau saja pasukan mereka tidak dipukul hancur, kalau saja mereka tidak dipengaruhi seorang pemimpin yang jahat, kalau saja Kaisar Sung tidak menikahkan puterinya.
“Kalau saja kalian tidak mengantar barang-barang berharga ke kota raja dan masih banyak kalau-kalau lagi, kiranya mereka ini tidak menjadi perampok. Pula, aku yang merobohkan mereka, karenanya aku pula yang berhak memutuskan. Mereka ini tidak boleh dibunuh!”
Melihat betapa para piauwsu masih penasaran, Khu Tek San segera berkata,
“Cu-wi Piauwsu harap jangan banyak membentak lagi. Kalau tadi Siauw-susiok tidak turun tangan, bukankah gerobak dan nyawa kalian…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader